Kekuatan Udara Garuda ! - Hei, Welcome To Xivan Post Blog, In this page, I Will inform you about Kekuatan Udara Garuda !, I hope you can enjoy reading this , it's the result of automatic content collection, To remind these info on the post review Kekuatan Udara Garuda ! it's advisable to be distributed to social media, I hope Helpful, view more clearly direct the info below.
Sukhoi Bertarung di Pitch Black Australia
HARI-HARI ini, tepatnya tanggal 27 Juli sampai dengan 17 Agustus 2012, sedang berlangsung latihan gabungan terbesar angkatan udara 6 negara di ruang udara Australia Utara, tepatnya di Air Force Base Tindal dan Darwin. Yang istimewa dalam latihan gabungan yang diberi kode Pitch Black 2012 ini adalah keikutsertaan Indonesia dengan mengirimkan 4 jet tempur kelas berat Sukhoi yang terdiri dari 2 unit SU27 SKM dan 2 unit SU30 MK2.
Selain Indonesia, negara yang mengirim alutsista udaranya adalah tuan rumah Australia, AS, Singapura, Thailand dan Selandia Baru. Total pesawat yang dilibatkan berjumlah 94 unit. Begitu istimewanya Indonesia karena seluruh media Australia memberitakan kehadiran Sukhoi sebagai berita utama, padahal negara lain seperti Singapura juga membawa jet tempur mutakhirnya F15 SG.
Pelajaran berharga dari war games ini tentu saja akan menjadi dokumen militer yang bernilai tinggi bagi semua negara peserta karena yang bertarung adalah teknologi tempur udara terkini buatan Rusia dan Barat. Pilot TNI AU diyakini bisa memetik ruang pengalaman tempur yang lebih cemerlang karena menghadapi lawan dari berbagai jenis jet tempur seperti F15 SG dan F16CD dari Singapura, F18 Super Hornet Australia , F18 Hornet AS dan F16 AB Thailand.
Meskipun sifatnya latihan gabungan, namun dalam urusan ”jurus silat” dan kemampuan dalam teknologi tempurnya tidak harus dikeluarkan seluruhnya. Karena bisa dipastikan selalu ada upaya intelijen militer untuk mengetahui jeroan teknologi dan persenjataan serta kelemahan jet fighter yang berpartisipasi dalam event ini.
Meski bukan yang pertama pertarungan Sukhoi dengan F15 SG, F16, F18 Hornet dan Super Hornet tetap merupakan kajian yang menarik karena Flanker (sebutan Barat untuk Sukhoi) merupakan jet tempur penuh misteri yang disegani negara-negara Barat.
Dua Bagian
Sekadar catatan, Sukhoi India pernah mengikuti latihan gabungan angkatan udara Red Flag di Nellis AFB Nevada AS tahun 2008. Kurikulum latihan pada Red Flag menjadi acuan dalam latihan gabungan angkatan udara Pitch Black 2012 yaitu air lift, air to air combat, surface attack, deep interdiction, close air support, airborne early warning and control, air to air refuelling, tactical air transport.
Biasanya, tim dibagi menjadi dua dengan berbagai jenis jet fighter berbagai negara peserta. Dari semua jenis latihan itu tentu ”mata pelajaran” pertempuran udara merupakan ujian paling bergengsi, paling mendebarkan sekaligus membanggakan. Kemampuan teknologi radar sebuah jet tempur dalam mendeteksi dan mencium pergerakan jet tempur lawan dan kemampuan pilotnya bermanuver menjadi kunci kemenangan dalam memperebutkan superioritas udara. Tetapi dalam banyak event latihan gabungan justru kemampuan radar ini dimatikan karena khawatir di-jamming atau dikunci oleh pesawat ”tidak dikenal” yang biasanya selalu mengintip dan mengamati latihan ini.
Seperti diketahui, Australia juga menyertakan pesawat early warning system Boeing737 Wedgetail yang dikenal sebagai radar terbang paling canggih. Wedgetail bisa menjadi pesawat komando pengendalian, peringatan dini, jammer dan penyedia komunikasi anti sadap. Pesawat ini mampu mendeteksi 3000 sasaran dengan radar utama tipe electronically scanned array segala cuaca dengan radius pengamatan 300 mil laut dari ketinggian 30.000 sampai 40.000 kaki. Tentu mereka akan memaksimalkan kemampuan teknologi intip-mengintipnya pada latihan gabungan angkatan udara 6 negara ini.
Jet tempur Sukhoi SU27 SKM dirancang memiliki kemampuan sergap superioritas udara dengan jelajah jarak jauh. Selain keunggulan udara, jet tempur ini dengan kemampuan multiperannya mampu melakukan serangan terhadap sasaran di darat dengan peluru kendali atau bom pintar. Teknologi tempur Sukhoi 27 SKM dari pabriknya Knaapo di Rusia ini mampu membawa rudal udara ke udara RVV-AE active radar homing, rudal udara ke permukaan KH- 29T (TE), KH-29L, KH-31P, KH-31A dan bom pintar jenis KAB 500Kr dan KAB-1500Kr.
Sukhoi SU 27SKM dan SU30 MK2 telah dilengkapi dengan instrumen isi ulang BBM di udara sehingga kemampuan jelajah tempurnya semakin jauh.
Dengan sekali isi ulang avtur, Sukhoi SU27 SKM dan SU30 MK2 mampu mencapai jelajah 5400 km, sebuah jelajah tempur yang menakjubkan. Dilengkapi juga instrumen avionik di kokpit, berupa layar kaca MLD (Multifunction Liquid-crystal Display) dan HUD (Head Up Display). Kemudian, sistem navigasi yang terintegrasi dengan sistem satelit Glonass dan Navstar, demikian juga dengan RWR (Radar Warning Receiver) yang berfungsi mengendalikan tembakan rudal anti radiasi KH-31P.
Penggunaan IRST (Infrared Search and Track Device) yang mampu menembakkan rudal laser beam riding sudah tersedia di Sukhoi SU27 SKM.
Teknologi tempur yang dikandung pada Jet tempur Sukhoi SU27 SKM dan SU30 MK2 mampu mendeteksi, mengunci dan menyerang sasaran 360 derajat dengan segala cuaca. Cantelan beragam persenjataan Sukhoi mampu menggotong sampai 12 jenis senjata mulai dari rudal udara ke udara, rudal udara ke darat, roket dan bom.
Selain kemampuan serang darat yang dimiliki Sukhoi SU30 MK2, perbedaan lain yang membedakan keduanya adalah SU27 SKM memiliki 1 kursi pilot sedangkan SU30 MK2 memiliki 2 kursi pilot. Kecanggihan teknologi Sukhoi tentu mampu menyetarakan kemampuan pilot TNI AU dengan pilot jet tempur canggih lainnya seperti F15 SG Singapura dan Super Hornet Australia.
Bergengsi
Berbagai jenis pesawat yang disertakan dalam latihan ini mencerminkan betapa bergengsinya Pitch Black ini. Selain jet tempur, Australia menyertakan pesawat angkut C17 dan C130 serta Wedgetail AEW&C. Singapura mengikutkan pesawat KC-135 Refulling Aircraft dan Gulfstream G550. Sementar Indonesia mengirim 2 Hercules.
Di antara semua negara peserta hanya Selandia baru yang tidak mengirim jet tempurnya, karena seperti kita ketahui mereka tidak memiliki jet tempur. Mereka hanya mengirim pesawat angkut dan beberapa perwira AU sebagai pengamat. Dan ini sebagai bentuk penghormatan Australia pada negeri tetangganya yang sama-sama memiliki wajah Eropa di geografi Asia Pasifik.
Latihan gabungan antarnegara diharapkan mampu memberikan pengalaman bagi personel militer masing-masing negara, terutama dalam mengadopsi dan eksperimen teknologi terkini di medan latihan. Kehadiran Sukhoi di Pitch Black adalah dalam rangka itu, di samping menjalani diplomasi militer tentunya.
Sumber: http://www.suaramerdeka.com
Sukhoi Su-30 (kode NATO: Flanker-C) adalah pesawat tempur yang dikembangkan oleh Sukhoi Rusia pada tahun 1996. Pesawat ini adalah pesawat tempur multifungsi, yang efektif dipakai sebagai pesawat serang darat. Pesawat ini bisa dibandingan dengan F/A-18E/F Super Hornet and F-15E Strike Eagle Amerika Serikat.
Pesawat ini adalah pengembangan dari Su-27UB, dan memiliki beberapa varian. Seri Su-30K dan Su-30MK telah sukses secara komersial. Varian-varian ini diproduksi oleh KnAAPO dan Irkut, yang merupakan anak perusahaan dari grup Sukhoi. KnAAPO memproduksi Su-30MKK dan Su-30MK2, yang dirancang dan dijual kepada Cina. Su-30 paling mutakhir adalah seri Su-30MK buatan Irkut. Antara lain Su-30MKI, yang merupakan pesawat yang dikembangkan khusus untuk Angkatan Udara India, serta MKM untuk Malaysia dan MKA untuk Aljazair.
Sukhoi Su-27 (kode NATO: Flanker) adalah pesawat tempur yang awalnya diproduksi oleh Uni Soviet, dan dirancang oleh Biro Desain Sukhoi. Pesawat ini direncanakan untuk menjadi saingan utama generasi baru pesawat tempur Amerika Serikat (yaitu F-14 Tomcat, F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon, dan F/A-18 Hornet). Su-27 memiliki jarak jangkau yang jauh, persenjataan yang berat, dan kelincahan yang tinggi. Pesawat ini sering disebut sebagai hasil persaingan antara Sukhoi dengan Mikoyan-Gurevich, karena Su-27 dan MiG-29 berbentuk mirip. Ini adalah keliru, karena Su-27 dirancang sebagai pesawat interseptor dan pesawat tempur superioritas udara jarak jauh, sedangkan MiG-29 dirancang untuk mengisi peran pesawat tempur pendukung jarak dekat.
Negosiasi dengan India untuk menyuplai pesawat jenis Su-27 fighters dimulai pada tahun 1994. Biro desain mulai bekerja untuk mengembangkan Su-30-berbasis pesawat untuk Angkatan Udara India pada tahun 1995. AF Barkovsky ditunjuk sebagai ketua perancang proyek. Pada tanggal 30 November 1996 sebuah perjanjian dibuat untuk pembangunan bertahap dan pengiriman ke India dari 8 Su-30K fighters dengan dua kursi dan 32 Su-30MKI multi-peran dengan dua kursi fighters. Pesawat yang telah dijadwalkan untuk pengiriman di beberapa consignments, dengan bertahap akan meningkatkan avionics, powerplant dan senjata. Pengembang umum menurut resolusi yang dikeluarkan pemerintah Rusia adalah:
Beberapa hari lalu ada kabar, Taiwan menawarkan hibah satu skuadron F-5E Tiger II mereka kepada Indonesia (baca: TNI-AU mendapat tawaran hibah satu skuadron jet F-5E/F Tiger dari Taiwan). Hal ini belum bisa dijawab sempurna oleh pemerintah, apakah menerima atau menolak, atau bagaimana. Maklum, masalah arsenal TNI bukan cuma ranah pemerintah semata, juga ada otoritas DPR di sana, walau pemahaman wakil rakyat soal ini juga suka beda.
F-5A/B Freedom Fighter dan F-5E/F Tiger II adalah bagian dari keluarga pesawat tempur supersonik ringan yang dirancang dan diproduksi oleh Northrop, di Amerika Serikat, sejak tahun 1960-an. Ratusan pesawat ini masih dipakai oleh berbagai angkatan udara di dunia sampai abad ke-21, dan pesawat ini juga menjadi dasar untuk pengembangan beberapa pesawat lainnnya. Produksi pesawat F-5A dan F-5E berakhir pada tahun 1972 dan 1987.
Pengembangan pesawat ini berawal sebagai pesawat tempur ringan Northtrop yang dibiayai oleh swasta, pada tahun 1950-an. Generasi pertama F-5 Freedom mulai dipakai pada tahun 1960-an. Sampai 1972, lebih dari 800 pesawat diproduksi untuk negara sekutu Amerika Serikat pada Perang Dingin, sementara Angkatan Udara Amerika Serikat membeli sekitar 1100 pesawat.
Generasi kedua, keluarga F-5E Tiger II, juga banyak digunakan oleh negara sekutu Amerika Serikat, dan di Amerika Serikat sendiri dipakai sebagai pesawat latih tempur. Jumlah Tiger II yang diproduksi sampai tahun 1987 mencapai 1400 buah. Pesawat F-5 yang masih dipakai sampai tahun 1990-an dan 2000-an telah melalui banyak modifikasi pembaruan.
Walaupun belum diterima di Angkatan Udara AS, F-5 ternyata sukses digunakan oleh para sekutu Amerika Serikat. Tetapi, F-5 tetap tidak digunakan oleh Amerika Serikat untuk pemakaian di garis depan. Angkatan Udara AS hanya mengadopsi T-38 Talon, versi pesawat latih dari F-5, yang menjadi pesawat latih supersonik pertama. Selain itu, pesawat ini juga menjadi dasar untuk pengembangan YF-17, yang kemudian berkembang menjadi F/A-18 Hornet.
EMB-314 (Super Tucano) merupakan pesawat latih berkemampuan COIN (Counter Insurgency) atau pesawat serang antigerilya buatan Embraer Defense System, Brasil. EMB-314 Super Tucano merupakan pengembangan dari EMB-312 Tucano yang telah terjual 650 unit untuk 15 negara dengan Brasil sebagai pemakai utama memiliki 130 unit. Penyempurnaan yang dilakukan dari pesawat sebelumnya meliputi sistem avionik, sistem persenjataan dan sistem komunikasi data. Sejak diperkenalkan dan dipakai AU Brasil pada tahun 2004, EMB-314 terbukti berhasil melakukan misi penjagaan perbatasan di kawasan Amazon yang terkenal sangat rawan dengan aktivitas penyelundupan dan perdagangan narkotika.
EMB 314 / A-29 Super Tucano adalah jenis pesawat tempur ringan turboprop yang diproduksi oleh pabrikan pesawat Embraer yang berkedudukan di Brazil. Pesawat tempur yang dikenal memiliki beberapa keunggulan ini telah menarik minat para pejabat TNI AU dan telah memesannya sebanyak 1 Skuadron atau sejumlah 16 unit pesawat tempur EMB 314 / A-29 Super Tucano. Menurut kabar, 4 dari 16 unit pesawat yang dipesan tersebut bisa disaksikan oleh masyarakat Indonesia pada peringatan hari jadi TNI AU yang ke-65 pada 9 April 2012.
Selain Brazil sendiri, pesawat tersebut juga telah digunakan AU Kolombia, Chili, Republik Dominika dan Ekuador. Embraer juga berencana untuk merambah ke beberapa negara di Asia dan Timur Tengah.
Pada tahun 1995, Embraer memenangi kontrak dari Brasil Air Force (FAB) pengembangan varian Super Tucano, dikenal sebagai proyek pesawat serang ringan ALX. Pesawat ini dioptimalkan untuk kondisi lingkungan di Amazon, Brazil. ALX diciptakan untuk mampu beroperasi disegala kondisi cuaca, siang dan malam, misi dari pangkalan terpencil dan tak beraspal tanah landasan pacu dengan sedikit dukungan. Pesawat produksi pertama selesai pada tahun 1999.
Pada Agustus 2001, AU Brazil menandatangani kontrak pembelian 76 EMB 314 / A-29 Super Tucano dengan konfigurasi 25 unit kursi tunggal (A-29 ALX) dan 51 unit kursi ganda (AT-29 ALX). AT-29 ditempatkan di pangkalan AU-Natal untuk menggantikan posisi AT-26 Xavante yang habis masa baktinya. Salah satu misi utamanya adalah melakukan patroli perbatasan di bawah program sistema de Vigilancia da Amazonia (SIVAM) yakni program pengawasan kawasan Amazon. Pesawat pertama kali dikirim ke AU Brazil pada Desember 2003, hingga September 2007 Embraer telah menyerahkan sekitar 50 unit pesawat kepada AU Brazil. Pengiriman pesawat ini telah diselesaikan di akhir tahun 2009 kemarin.
Selain sebagai pesawat latih tingkat dasar dan lanjutan, Super Tucano juga dapat dioperasikan sebagai pesawat patroli perbatasan dan counter-insurgency operations (operasi penumpasan pemberontakan). Pesawat sanggup bermanuver hingga +7g dan -3.5g. Ukurannya yang kecil sanggup mereduksi sinyal radar dan visual, dikombinasi dengan kecepatan yang tinggi dan lincah dalam bermanuver memberikan tingkat survivability cukup tinggi. Tingkat keamanannya pun bertambahan berkat pelindung baja disekitar kokpit dan critical systems redundancy.
Di bulan Agustus 2001, Embraer mengumumkan penandatanganan kontrak pembelian 10 unit EMB 314 / A-29 Super Tucano dengan Republik Dominika. Pesawat tersebut akan difungsikan sebagai pesawat latih, keamanan internal, patroli perbatasan dan perang melawan narkotika. Namun belakangan jumlahnya dikurangi menjadi 8 pesawat, dan pada 18 Desember 2009 kemarin telah diserah terimakan 2 pesawat.
Pada Februari 2005, Venezuela menyatakan minatnya membeli 24 unit EMB-314 Super Tucano kepada Brazil dalam 2 tahap. Tahap pertama 12 unit, sisanya di tahap selanjutnya. Namun proses pembeliannya dibatalkan karena tekanan dari Amerika yang memberlakukan embargo kepada Venezuela termasuk semua komponen sukucadang yang dibuat AS. Saat ini Super Tucano masih menggunakan 30% komponen dari AS.
Pada Desember 2005, AU Kolombia memesan 25 pesawat EMB 314 / A-29 Super Tucano yang akan digunakan untuk berpatroli di sepanjang garis perbatasannya dan untuk keamanan internal. Pengiriman 5 unit pertama dilakukan pada Desember 2006 dan rampung seluruhnya pada Agustus 2008. Pesawat pesanan Kolombia ini menggunakan perangkat avioniks yang dipasok dari Elbit System.
April 2008, AU Chili memutuskan membeli 12 pesawat EMB-314. Kontraknya sendiri ditandatangani pada Agustus 2008. Empat pesawat telah diterima AU Chili (FACH) pada 23 Desember 2009.
Hawker-Siddeley Hawk adalah jet tempur ringan/latih produksi BAE Hawk sejak 1974. BAE Hawk adalah sebuah perusahaan dari Britania Raya. Hawk merupakan pesawat latih interim untuk pesawat tempur generasi 4 ( F-16, F-15, dll) menggunakan radar modern APG-66 ( khusus varian Mk 200 ) dan rudal AIM-9 Sidewinder. Hawk Mk 109 / 209 merupakan kode untuk Hawker-Siddeley Hawk yang diekspor ke Indonesia yang mulai melengkapi TNI-AU sejak tahun 1997 (pada tahun 1980-an, TNI-AU juga pernah membeli sejumlah Hawk Mk 53).Hawk Mk 209 merupakan varian single seater dari keluarga Hawk.Pesawat ini dikhususkan untuk mengemban misi air superiority dan ground attack.Malaysia juga memiliki sejumlah Hawk Mk 108 / 208 yang merupakan varian Hawk pertama yang bisa melakukan in-flight refuelling.
Bell 204/205 adalah versi sipil atas helikopter militer UH-1 Iroquois yang ada di mana-mana. Biasa digunakan untuk perabukan udara, pemuatan kargo, dan yang paling umum adalah pemadaman kebakaran udara.
Eurocopter Super Puma (awalnya dibuat oleh Aérospatiale) adalah helikopter sipil dan militer yang dibuat oleh Eurocopter. Merupakan versi Aérospatiale Puma yang diperbesar dan dipermesinkan kembali yang pertama kali terbang pada tahun 1978, dengan kabin penumpang yang besar.
Sejumlah varians militer terspesialisasi sudah digunakan, termasuk versi SAR dan ASW. Sejak tahun 1990, Super Puma militer telah dipasarkan sebagai Cougar.
Bo 105 adalah sebuah helikopter ringan , serbaguna , bermesin ganda , yang dibuat oleh Bölkow dari Stuttgart,Jerman. Produksi dilanjutkan oleh Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB) yang menjadi bagian dari Eurocopter. Eurocopter memproduksi Bo 105 sampai 1997. Jalur produksi Bo 105 kemudian digantikan jalur produksi EC 135.
NATO:Jerman, Belanda, Spanyol
Non-NATO: Albania, Bahrain, Brunei, Chili, Kolombia, Indonesia, Irak, Yordania, Kenya, Lesotho, Meksiko, Nigeria, Papua New Guinea, Peru, Filipina, Sierra Leone, Korea Selatan, Swedia, Trinidad dan Tobago dan Uni Emirat Arab.
Mil Mi-17 (juga dikenal sebagai seri Mi-8M di kedinasan Rusia) adalah helikopter angkut kelas menengah rancangan Rusia . Saat ini helikopter ini diproduksi di dua pabrik, yaitu di Kazan dan Ulan-Ude. Helikopter ini adalah pengembangan dari Mil Mi-8 yang menjadi andalan Pakta Warsawa semasa Perang Dingin. Indonesia juga mempunyai beberapa Mil Mi-17 yang dioperasikan oleh TNI-AD.
Penamaan Mi-17 adalah untuk versi ekspor; AB Rusia mengenalnya sebagai Mi-8MT.
HARI-HARI ini, tepatnya tanggal 27 Juli sampai dengan 17 Agustus 2012, sedang berlangsung latihan gabungan terbesar angkatan udara 6 negara di ruang udara Australia Utara, tepatnya di Air Force Base Tindal dan Darwin. Yang istimewa dalam latihan gabungan yang diberi kode Pitch Black 2012 ini adalah keikutsertaan Indonesia dengan mengirimkan 4 jet tempur kelas berat Sukhoi yang terdiri dari 2 unit SU27 SKM dan 2 unit SU30 MK2.
Selain Indonesia, negara yang mengirim alutsista udaranya adalah tuan rumah Australia, AS, Singapura, Thailand dan Selandia Baru. Total pesawat yang dilibatkan berjumlah 94 unit. Begitu istimewanya Indonesia karena seluruh media Australia memberitakan kehadiran Sukhoi sebagai berita utama, padahal negara lain seperti Singapura juga membawa jet tempur mutakhirnya F15 SG.
Pelajaran berharga dari war games ini tentu saja akan menjadi dokumen militer yang bernilai tinggi bagi semua negara peserta karena yang bertarung adalah teknologi tempur udara terkini buatan Rusia dan Barat. Pilot TNI AU diyakini bisa memetik ruang pengalaman tempur yang lebih cemerlang karena menghadapi lawan dari berbagai jenis jet tempur seperti F15 SG dan F16CD dari Singapura, F18 Super Hornet Australia , F18 Hornet AS dan F16 AB Thailand.
Meskipun sifatnya latihan gabungan, namun dalam urusan ”jurus silat” dan kemampuan dalam teknologi tempurnya tidak harus dikeluarkan seluruhnya. Karena bisa dipastikan selalu ada upaya intelijen militer untuk mengetahui jeroan teknologi dan persenjataan serta kelemahan jet fighter yang berpartisipasi dalam event ini.
Meski bukan yang pertama pertarungan Sukhoi dengan F15 SG, F16, F18 Hornet dan Super Hornet tetap merupakan kajian yang menarik karena Flanker (sebutan Barat untuk Sukhoi) merupakan jet tempur penuh misteri yang disegani negara-negara Barat.
Dua Bagian
Sekadar catatan, Sukhoi India pernah mengikuti latihan gabungan angkatan udara Red Flag di Nellis AFB Nevada AS tahun 2008. Kurikulum latihan pada Red Flag menjadi acuan dalam latihan gabungan angkatan udara Pitch Black 2012 yaitu air lift, air to air combat, surface attack, deep interdiction, close air support, airborne early warning and control, air to air refuelling, tactical air transport.
Biasanya, tim dibagi menjadi dua dengan berbagai jenis jet fighter berbagai negara peserta. Dari semua jenis latihan itu tentu ”mata pelajaran” pertempuran udara merupakan ujian paling bergengsi, paling mendebarkan sekaligus membanggakan. Kemampuan teknologi radar sebuah jet tempur dalam mendeteksi dan mencium pergerakan jet tempur lawan dan kemampuan pilotnya bermanuver menjadi kunci kemenangan dalam memperebutkan superioritas udara. Tetapi dalam banyak event latihan gabungan justru kemampuan radar ini dimatikan karena khawatir di-jamming atau dikunci oleh pesawat ”tidak dikenal” yang biasanya selalu mengintip dan mengamati latihan ini.
Seperti diketahui, Australia juga menyertakan pesawat early warning system Boeing737 Wedgetail yang dikenal sebagai radar terbang paling canggih. Wedgetail bisa menjadi pesawat komando pengendalian, peringatan dini, jammer dan penyedia komunikasi anti sadap. Pesawat ini mampu mendeteksi 3000 sasaran dengan radar utama tipe electronically scanned array segala cuaca dengan radius pengamatan 300 mil laut dari ketinggian 30.000 sampai 40.000 kaki. Tentu mereka akan memaksimalkan kemampuan teknologi intip-mengintipnya pada latihan gabungan angkatan udara 6 negara ini.
Jet tempur Sukhoi SU27 SKM dirancang memiliki kemampuan sergap superioritas udara dengan jelajah jarak jauh. Selain keunggulan udara, jet tempur ini dengan kemampuan multiperannya mampu melakukan serangan terhadap sasaran di darat dengan peluru kendali atau bom pintar. Teknologi tempur Sukhoi 27 SKM dari pabriknya Knaapo di Rusia ini mampu membawa rudal udara ke udara RVV-AE active radar homing, rudal udara ke permukaan KH- 29T (TE), KH-29L, KH-31P, KH-31A dan bom pintar jenis KAB 500Kr dan KAB-1500Kr.
Sukhoi SU 27SKM dan SU30 MK2 telah dilengkapi dengan instrumen isi ulang BBM di udara sehingga kemampuan jelajah tempurnya semakin jauh.
Dengan sekali isi ulang avtur, Sukhoi SU27 SKM dan SU30 MK2 mampu mencapai jelajah 5400 km, sebuah jelajah tempur yang menakjubkan. Dilengkapi juga instrumen avionik di kokpit, berupa layar kaca MLD (Multifunction Liquid-crystal Display) dan HUD (Head Up Display). Kemudian, sistem navigasi yang terintegrasi dengan sistem satelit Glonass dan Navstar, demikian juga dengan RWR (Radar Warning Receiver) yang berfungsi mengendalikan tembakan rudal anti radiasi KH-31P.
Penggunaan IRST (Infrared Search and Track Device) yang mampu menembakkan rudal laser beam riding sudah tersedia di Sukhoi SU27 SKM.
Teknologi tempur yang dikandung pada Jet tempur Sukhoi SU27 SKM dan SU30 MK2 mampu mendeteksi, mengunci dan menyerang sasaran 360 derajat dengan segala cuaca. Cantelan beragam persenjataan Sukhoi mampu menggotong sampai 12 jenis senjata mulai dari rudal udara ke udara, rudal udara ke darat, roket dan bom.
Selain kemampuan serang darat yang dimiliki Sukhoi SU30 MK2, perbedaan lain yang membedakan keduanya adalah SU27 SKM memiliki 1 kursi pilot sedangkan SU30 MK2 memiliki 2 kursi pilot. Kecanggihan teknologi Sukhoi tentu mampu menyetarakan kemampuan pilot TNI AU dengan pilot jet tempur canggih lainnya seperti F15 SG Singapura dan Super Hornet Australia.
Bergengsi
Berbagai jenis pesawat yang disertakan dalam latihan ini mencerminkan betapa bergengsinya Pitch Black ini. Selain jet tempur, Australia menyertakan pesawat angkut C17 dan C130 serta Wedgetail AEW&C. Singapura mengikutkan pesawat KC-135 Refulling Aircraft dan Gulfstream G550. Sementar Indonesia mengirim 2 Hercules.
Di antara semua negara peserta hanya Selandia baru yang tidak mengirim jet tempurnya, karena seperti kita ketahui mereka tidak memiliki jet tempur. Mereka hanya mengirim pesawat angkut dan beberapa perwira AU sebagai pengamat. Dan ini sebagai bentuk penghormatan Australia pada negeri tetangganya yang sama-sama memiliki wajah Eropa di geografi Asia Pasifik.
Latihan gabungan antarnegara diharapkan mampu memberikan pengalaman bagi personel militer masing-masing negara, terutama dalam mengadopsi dan eksperimen teknologi terkini di medan latihan. Kehadiran Sukhoi di Pitch Black adalah dalam rangka itu, di samping menjalani diplomasi militer tentunya.
Sumber: http://www.suaramerdeka.com
Sukhoi Su-30
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Su-30 "Flanker-C" | |
---|---|
Tipe | Pesawat Tempur Multifungsi |
Produsen | Sukhoi |
Terbang perdana | 1989 |
Diperkenalkan | 1992 |
Status | Aktif |
Pengguna | Rusia India Cina Malaysia Indonesia |
Harga satuan | US$33-$45 juta |
Acuan dasar | Su-27 |
Pesawat ini adalah pengembangan dari Su-27UB, dan memiliki beberapa varian. Seri Su-30K dan Su-30MK telah sukses secara komersial. Varian-varian ini diproduksi oleh KnAAPO dan Irkut, yang merupakan anak perusahaan dari grup Sukhoi. KnAAPO memproduksi Su-30MKK dan Su-30MK2, yang dirancang dan dijual kepada Cina. Su-30 paling mutakhir adalah seri Su-30MK buatan Irkut. Antara lain Su-30MKI, yang merupakan pesawat yang dikembangkan khusus untuk Angkatan Udara India, serta MKM untuk Malaysia dan MKA untuk Aljazair.
Sukhoi Su-27 (kode NATO: Flanker) adalah pesawat tempur yang awalnya diproduksi oleh Uni Soviet, dan dirancang oleh Biro Desain Sukhoi. Pesawat ini direncanakan untuk menjadi saingan utama generasi baru pesawat tempur Amerika Serikat (yaitu F-14 Tomcat, F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon, dan F/A-18 Hornet). Su-27 memiliki jarak jangkau yang jauh, persenjataan yang berat, dan kelincahan yang tinggi. Pesawat ini sering disebut sebagai hasil persaingan antara Sukhoi dengan Mikoyan-Gurevich, karena Su-27 dan MiG-29 berbentuk mirip. Ini adalah keliru, karena Su-27 dirancang sebagai pesawat interseptor dan pesawat tempur superioritas udara jarak jauh, sedangkan MiG-29 dirancang untuk mengisi peran pesawat tempur pendukung jarak dekat.
Daftar isi |
Sejarah
Pada tahun 1969, Uni Soviet mendapatkan informasi bahwa Angkatan Udara Amerika Serikat telah memilih McDonnell Douglas untuk memproduksi rancangan pesawat tempur eksperimental (yang akan berevolusi menjadi F-15). Untuk menghadapi ancaman masa depan ini, Uni Soviet memulai program PFI (Perspektivnyi Frontovoy Istrebitel, "pesawat tempur taktis mutakhir") yang direncanakan menghasilkan pesawat yang bisa menyaingi hasil rancangan Amerika Serikat. Namun, spesifikasi yang dibutuhkan untuk memenuhi syarat-syarat program ini pada satu pesawat saja ternyata terlalu rumit dan mahal. Maka program ini dibagi menjadi dua, yaitu TPFI (Tyazholyi Perspektivnyi Frontovoi Istrebitel, "pesawat tempur taktis mutakhir berat") and the LPFI (Legkiy Perspektivnyi Frontovoi Istrebitel, "pesawat tempur taktis mutakhir ringan"). Langkah ini juga mirip apa yang dilakukan Amerika Serikat, dimana Amerika Serikat memulai program "Lightweight Fighter" yang nantinya akan menghasilkan F-16. Sukhoi OKB diberikan program TPFI. Rancangan Sukhoi pertama kali muncul sebagai pesawat sayap delta T-10, yang pertama terbang pada tanggal 20 Mei 1977. T-10 terlihat oleh pengamat Barat, dan diberikan kode NATO Flanker-A. Perkembangan T-10 menemui banyak masalah, yang berakibat pada kehancuran ketika salah satu pesawat ini jatuh pada tanggal 7 Mei 1978. Kejadian ini kemudian ditindaklanjuti dengan banyak modifikasi perancangan, yang menghasilkan T-10S, yang terbang pertama kali pada 20 April 1981. Pesawat ini juga menemui kesulitan, dan jatuh pada tanggal 23 Desember 1981. Versi produksi pesawat ini (Su-27 atau Su-27S, dengan kode NATO Flanker-B) mulai dipakai Angkatan Udara Soviet pada tahun 1984, tetapi baru dipakai menyeluruh tahun 1986, karena sempat terhambat oleh masalah produksi. Pesawat ini dipakai oleh Pertahanan Anti Udara Soviet (Voyska PVO) dan Angkatan Udara Soviet (VVS). Pemakaiannya di V-PVO adalah sebagai interseptor, menggantikan Sukhoi Su-15 and Tupolev Tu-28. Dan pemakaiannya di VVS lebih difokuskan kepada interdiksi udara, dengan tugas menyerang pesawat bahan bakar dan AWACS, yang dianggap sebagai aset penting angkatan udara NATO.Negosiasi dengan India untuk menyuplai pesawat jenis Su-27 fighters dimulai pada tahun 1994. Biro desain mulai bekerja untuk mengembangkan Su-30-berbasis pesawat untuk Angkatan Udara India pada tahun 1995. AF Barkovsky ditunjuk sebagai ketua perancang proyek. Pada tanggal 30 November 1996 sebuah perjanjian dibuat untuk pembangunan bertahap dan pengiriman ke India dari 8 Su-30K fighters dengan dua kursi dan 32 Su-30MKI multi-peran dengan dua kursi fighters. Pesawat yang telah dijadwalkan untuk pengiriman di beberapa consignments, dengan bertahap akan meningkatkan avionics, powerplant dan senjata. Pengembang umum menurut resolusi yang dikeluarkan pemerintah Rusia adalah:
- Untuk pembangunan pesawat: Sukhoi Design Bureau OJSC (sekarang JSC),
- Untuk produksi pesawat: Irkutsk Aircraft Production Association (IAPA, sekarang Irkut Corporation).
Keistimewaan dari Su-30MKI ini adalah:
- Untuk pertama kalinya di dunia, produksi pesawat terbang yang memiliki mesin dengan tthrust vector kontrol (AL 31FP, dikembangkan oleh RDC setelah bernama A.Lyulka), dan sistem remote control terpadu dalam satu kontrol loop. Diambil bersama-sama, ini renders the Su-30MKI sangat lincah bermanuver;
- Untuk pertama kalinya dalam sejarah Biro Desain, pesawat yang dilengkapi dengan avionics skala besar yang terintegrasi dengan sistem luar negeri dan dalam negeri asalnya. The Su-30MKI memiliki “internasional” avionics portofolio, karena tidak termasuk sistem dan 14 unit yang dibuat oleh perusahaan asing dari 6 negara di dunia.
- Untuk pertama kalinya di dunia, sebuah pesawat produksi memiliki radar dengan PAA ( “Bar” dikembangkan oleh Scientific Instrumentation Research Institute of Technology). Selain itu, pesawat memilki new ejection seat yang baru, K-36D-3.5, dan inovasi lainnya dari sistem domestik asal.
- ADO line-up telah ditingkatkan secara signifikan dengan penambahan RVV-AYe air-to-air guided missile, Kh-29L/T/TYe, Kh-31A/P, Kh-59M air-to-ground missiles, dan KAB-500 dan KAB-1500 guided bombs.
- Pengiriman pertama konsinyasi produk dalam versi dasar (Su-30K),
- Kerjasama R & D untuk menghasilkan versi upgrade (Su-30MKI),
- Memberikan pengguna lisensi untuk manufaktur dengan setelah penggantian komponen rusia yang dibuat dengan orang-orang asing asal (pada bulan Desember 2000, telah menandatangani kontrak untuk menjual ke India lisensi untuk pembuatan 140 pesawat Su-30MKI pada akhir pengiriman),
- Mengupgrade pesawat dari pengiriman pertama untuk status teknik pengiriman akhir,
- Menyiapkan kerjasama teknis untuk pusat layanan pasca penjualan dengan disertakan pemeliharaan peralatan,
- Menggunakan «ekspor tempat» untuk memperluas ke pasar regional (di tahun 2003, kontrak dibuat untuk suplai Su-30MKM ke Malaysia).
Su-30MKK
Biro desain mulai bekerja untuk menghasilkan Su-30-berbasis dua kursi penerbang yang dirancang untuk Su -30MKK angkatan udara China pada 1997, AI Knyshev yang telah ditunjuk sebagai ketua perancang proyek. Di bawah kontrak, direncanakan Komsomolsk-on-Amur production(KnAAPO) dinamakan dengan kontraktor umum. Biro desain menghasilkan desain rinci pada 1997-98; prototipe pesawat yang dibuat di Komsomolsk-on-Amur di 1998-99. Versi baru dua penumpang berdasarkan pada desain solusi diadopsi untuk Su-27SK dan satu kursi fighter Su-27M. Akibatnya, Su-30MKK dimasukkan, untuk semua intents dan tujuan tanpa desain ulang, Su-27M’s centre wing section, wing panels, air intakes, tail beams, fins and landing gear and the Su-27SK’s tail-end fuselage dirangkai. Dengan cara ini, desain ruang lingkup dikurangi secara dramatis, tanpa ada komponen baru yang diperlukan untuk membangun pesawat terbang kecuali untuk hidung pesawat. Selain itu, rencana produksi telah ikut serta dalam menyiapkan produksi dua kursi pelatih pada awal’80 an. Prototipe pertama dibangun di musim semi 1999, Su-30MKK-1 yang diterbangan pada 20 Mei 1999 oleh Pilot I.Ye. Solovyov (Biro Desain) dan A.V. Pulenko (KnAAPO). Pertama empat pesawat pra-produksi yang diserahkan ke Desain Biro untuk pengujian. Pengujian yang dilakukan bersama-sama dengan SPFC dari Angkatan Udara di 1999-2001, dengan produksi pertama 10 Su-30MKK pesawat dikirimkan ke pelanggan pada bulan Desember 2000.Su-30MKK desain highlights:
- Pesawat ini memiliki peralatan upgrade dari mnufaktur Rusia, yang meliputi versi radar baru dengan tujuan dan sasaran pemetaan kemampuan; OSTS dengan target penyinaran menggunakan laser beam; sistem GPS, dan LCD multi fungi berwarna di kokpit, dll
- ADO line-up telah ditingkatkan dengan penambahan RVV-AYe air-to-air guided missile; Kh-29L/T/TYe, Kh-31P, Kh-59M air-to-ground missiles; dan KAB-500 dan KAB-1500 guided bombs. Su-30MKK telah digunakan sebagai dasar untuk menghasilkan suatu versi upgrade, maka Su-30MK2, yang berbeda dari versi terdahulu dalam sistem senjata dan peralatan konfigurasi; pesawat dari jenis ini telah diberikan kepada Cina pada tahun 2003. Selain itu, Su-30MK adalah jenis aeroplanes dikirim ke Indonesia pada tahun 2003
Varian
- Su-27PU
- Su-30
- Su-30K
- Su-30KI
- Sukhoi Su-30KN
- Su-30M
- Sukhoi Su-30MK
- Su-30M2
- Sukhoi Su-30MKI
- Sukhoi Su-30MKK
- Sukhoi Su-30MKM
- Su-30MKA
- Su-30SM
- Su-30MK2
- Su-30MKV
- Su-30MK2V
- Su-30MK3
Operator
Galeri foto
Spesifikasi (Su-27PU/Su-30)
Karakteristik umum
- Kru: 2
- Panjang: 21.935 m
- Lebar sayap: 14.7 m
- Tinggi: 6.36 m
- Luas sayap: 62.0 m²
- Bobot kosong: 17,700 kg
- Bobot terisi: 24,900 kg
- Bobot maksimum lepas landas: 34,500 kg
- Mesin: 2× AL-31FL low-bypass turbofans
- Dorongan kering: 7,600 kgf masing-masing
- Dorongan dengan pembakar lanjut: 12,500 kgf masing-masing
Kinerja
- Laju maksimum: Mach 2.0 (2,120 km/h, 1,320 mph)
- Jarak jangkau: 3,000 km at altitude
- Batas tertinggi servis: 17,300 m
- Laju panjat: 230 m/s
- Beban sayap: 401 kg/m²
- Dorongan/berat: 1.0
Persenjataan
- Guns: 1 × GSh-30-1 gun (kaliber 30 mm, 150 peluru)
- AAMs: 6 × R-27ER1 (AA-10C), 2 × R-27ET1 (AA-10D), 6 × R-73E (AA-11), 6 × R-77 RVV-AE(AA-12)
- ASMs: 6 misil antiradar Kh-31P/Kh-31A, 6 misil berpemandu laser Kh-29T/L, 2 × Kh-59ME
- Aerial bombs: 6 × KAB 500KR, 3 × KAB-1500KR, 8 × FAB-500T, 28 × OFAB-250-270
Bertambahnya jumlah jet tempur F-5E Tiger II, akan ada kembaran Skuadron Udara 14 TNI-AU
Beberapa hari lalu ada kabar, Taiwan menawarkan hibah satu skuadron F-5E Tiger II mereka kepada Indonesia (baca: TNI-AU mendapat tawaran hibah satu skuadron jet F-5E/F Tiger dari Taiwan). Hal ini belum bisa dijawab sempurna oleh pemerintah, apakah menerima atau menolak, atau bagaimana. Maklum, masalah arsenal TNI bukan cuma ranah pemerintah semata, juga ada otoritas DPR di sana, walau pemahaman wakil rakyat soal ini juga suka beda.
Terlepas dari masalah-masalah berbasis politik dan jual-beli jasa atau material, baik melalui jalur antar pemerintah atau institusi dengan perusahaan agen, F-5E/F Tiger II Indonesia ada sejak 21April 1980, saat pesawat transport militer C-5A Galaxy Angkatan Udara Amerika Serikat mendarat di Tanah Air. Tiger menggantikan generasi F-86 Sabre buatan Rockwell, warisan ujung dasawarsa '60-an. Di dalam lambung Galaxy itu, ada tiga Tiger yang diangkut dalam keadaan terurai untuk dirakit lagi oleh teknisi TNI-AU dalam supervisi ahli-ahli dari Northrop Corp, pihak pembuat dari Amerika Serikat, yang turut dalam penerbangan itu. Setelah dirakit, ketiga Tiger alias Macan itu diresmikan ke dalam Skuadron Udara 14 berpangkalan di Pangkalan Udara Utama TNI-AU Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur.
Tiger dipilih karena beberapa alasan teknis, di antaranya kemampuan melesat 1,6 kecepatan suara, perawatan mudah dan cukup murah untuk kantung Indonesia saat itu, dan kelas teknologinya cukup mumpuni pada masanya. Ditambah lagi performansi sistem kesenjataan, penginderaan eksistensi musuh dan pembidik-kuncian, serta fleksibilitas pilihan jenis dan tipe senjata yang bisa dipasang. Tentu saja, modal penting untuk itu adalah hubungan baik dengan negara pembuat, Amerika Serikat, dan negara-negara yang beraliansi kepada dia. Bukan apa-apa, banyak komponen pendukung pesawat terbang dan sistem kesenjataan ataupun avionikanya yang dibuat di negara-negara selain Amerika Serikat. Jika TNI-AU memerlukan suku cadang itu, maka ijin resmi pembelian dari Amerika Serikat jadi kata kunci utama.
Sejak tergabung dalam Skuadron Udara 14 itu, Macan sering jadi andalan dalam berbagai kerja sama kedirgantaraan militer Indonesia. Mulai dari di regional ASEAN (Elang Indopura, Elang Thainesia, Elang Malindo, dan beberapa yang lain), dengan Australia (Elang Ausindo dan Cope West). Dia jadi Duta Angkasa Indonesia dari sisi militer nasional. Akan tetapi, jaman tidak bisa dilawan. Kemajuan teknologi pada masa itu bukan hal yang abadi sebagaimana terjadi pada Macan miliki TNI-AU itu. Walau perawatan telah dilakukan semaksimal mungkin, kelelahan metal --sekedar contoh-- sudah alamiah terjadi karena pesawat terbang memiliki batas jam terbang struktur.
Bahwa F-5E/F Tiger II ini hebat, Amerika Serikat mengakui hal itu. Buktinya, dia jadi lawan latih tanding untuk taktik dan strategi dog fight bagi F-16 Fighting Falcon atau F-14 Tomcat di Sekolah Instruktur Penerbang Tempur dan Kesenjataan mereka. Tidak jarang pula F-16 bisa dibuat keteteran dalam manuver ketat dan seru di udara -- selain karena kualitas penerbangnya memang sangat mahir dalam mengayun stik kontrol.
Dengan bentuk yang sangat streamline dan hidung amat lancip, sayapnya menjadi sangat kecil untuk ukuran tubuhnya. Namun bukan di situ persoalannya kemudian, karena lebih penting adalah meningkatkan performansinya secara signifikan. Meminjam istilah pada F-16 yang biasa mengalami peningkatan "blok", dari blok 15 menjadi 25 atau 32 dan 52 seperti yang akan dilakukan Indonesia terhadap 24 F-16 (calon) eks hibah Angkatan Udara Amerika Serikat; maka Macan ini harus ditingkatkan "blok"-nya.
Sedikit negara pemakai Macan yang melakukan hal ini. TNI-AU memilih memakai jasa itu dari mitranya di Belgia, perusahaan SABCA. Perusahaan spesialis peningkatan performansi pesawat tempur kelas dunia ini diminta melakukan program itu, yang dinamakan Modernization of Avionic Capability for Armament and Navigation, yang kebetulan jika disingkat juga adalah MACAN. Proyek itu dimulai pada 1995. Satu demi satu Macan Indonesia dikirim ke Belgia untuk menjalani peningkatan performansi itu; walau informasi persis tentang hal ini tidak mudah atau boleh diakses umum. Singkatnya, sistem radar ditingkatkan menjadi APG-69 yang sinkron dengan operasionalisasi AIM-9L Sidewinder, peluru kendali udara-ke-udara paling laku dari Amerika Serikat. Selain itu, APG-69 (dalam versi lebih lawas dipakai di F-4E/G Phantom/Weasel Phantom) juga kompatibel dengan peluru kendali AGM-65G. Selain itu, radar dipertangguh dengan kemampuan forward looking infra red dan downward looking infra red; sama-sama berbasis pancaran sinar infra merah yang lebih kecil resonansinya di mata radar lawan namun yang pertama menyapu pandangan di depan, yang kedua lebih pada sasaran di bawah.
Harap ingat, pada 1991 embargo persenjataan dan latihan militer diberlakukan Amerika Serikat terhadap Indonesia. Saat itu, kiblat persenjataan Indonesia memang Amerika Serikat dan sekutunya kecuali pada tahap lebih luas Perancis. Jadilah Proyek MACAN itu melalui liku-liku yang cukup rumit untuk dilakukan walau akhirnya sukses.
Pengguna lain Tiger di dunia juga melakukan hal serupa. Angkatan Udara Singapura meningkatkan sistem pemindai musuh itu memakai Grifo-S yang dipadu Dash HMS, sinkron dengan peluru kendali udara-ke-udara Phyton Mark IV, dan AIM-120 Harpoon yang harganya lebih mahal ketimbang Sidewinder. Turki (saat itu belum menjadi anggota NATO), melakukannya melalui program LIFT, yang mendongkrak kemampuan mesin dan sistem navigasi persenjataannya, Chile memillih meningkatkan sistem persenjataannya, M-2032, mengingat kondisi geografis dan falsasah ancaman keamanan-pertahanan negaranya yang sangat bergunung-gunung dan dekat dengan iklim kutub. Dia sama dengan Singapura, menyinkronkan diri dengan Phyton Mark IV yang mereka beli kemudian. Akan halnya dengan Thailand yang juga memiliki Tiger pada masa sekira sama dengan Indonesia, menempuh hal itu melalui program LITENING II. Dia mempertinggi akurasi pembidikan bom udara-ke-darat GBU-10 dan memilih menunda peningkatan kemampuan radarnya karena alasan keuangan kerajaan.
Bagaimana dengan Taiwan? Sebagai negara pedagang tulen, uangnya cukup banyak sehingga bisa meningkatkan kemampuan Tiger-nya dengan program yang dinamakan Tien Chien II dan Tien Chien I. Dengan memakai sistem GD-53, Tiger Taiwan ini bisa menggotong AGM-65 dan bom darat berkendali. Tiger di mana-mana, kemudian, menjadi semakin multi role fighting aircraft.
Taiwan telah menyatakan minatnya menghibahkan Tiger-nya sebagaimana juga dilakukan Korea Selatan karena Indonesia membeli satu skuadron T-50 Golden Eagle mereka, sekaligus menjadi Indonesia pembeli internasional perdana Golden Eagle itu. Walau begitu, Tiger dari Korea Selatan ini belum menjalani program peningkatan performansi seperti yang dilakukan kita terhadap Macan dengan Proyek MACAN itu. Menurut rencana pemerintah, pada 2014 nanti, akan ada tambahan 78 pesawat tempur bagi TNI-AU, dan Macan ini masuk dalam daftar itu sehingga akan ada "kembaran" Skuadron Udara 14.
www.antaranews.com
Northrop F-5
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
F-5A/B Freedom Fighter F-5E/F Tiger II | |
---|---|
Tipe | Pesawat tempur serang |
Produsen | Northrop |
Perancang | Edgar Schmued |
Terbang perdana | 30 Juli 1959 (F-5A) 11 Agustus 1972 (F-5E) |
Status | Operasional |
Pengguna | Amerika Serikat Filipina Brasil 35 negara lain |
Jumlah produksi | 836 A/B/C 1400+ E/F |
Harga satuan | US$2,1 juta (F-5E)[1] |
Acuan dasar | T-38 Talon |
Varian | Canadair CF-5 F-20 Tigershark |
Pengembangan pesawat ini berawal sebagai pesawat tempur ringan Northtrop yang dibiayai oleh swasta, pada tahun 1950-an. Generasi pertama F-5 Freedom mulai dipakai pada tahun 1960-an. Sampai 1972, lebih dari 800 pesawat diproduksi untuk negara sekutu Amerika Serikat pada Perang Dingin, sementara Angkatan Udara Amerika Serikat membeli sekitar 1100 pesawat.
Generasi kedua, keluarga F-5E Tiger II, juga banyak digunakan oleh negara sekutu Amerika Serikat, dan di Amerika Serikat sendiri dipakai sebagai pesawat latih tempur. Jumlah Tiger II yang diproduksi sampai tahun 1987 mencapai 1400 buah. Pesawat F-5 yang masih dipakai sampai tahun 1990-an dan 2000-an telah melalui banyak modifikasi pembaruan.
Daftar isi |
Perancangan dan pengembangan
Pesawat ini awalnya dirancang oleh Northrop, dengan nama N-156, sebagai pesawat tempur ringan, harga rendah, dan dengan perawatan mudah. Pesawat ini dirancang untuk menggunakan mesin modifikasi dari General Electric J85, yang awalnya dibuat untuk digunakan pada pesawat kecil McDonnell ADM-20 Quail yang dibawa sebagai drone oleh pesawat pengebom B-52. Angkatan Darat Amerika Serikat tertarik untuk menggunakan pesawat ini sebagai pesawat serang darat, namun penggunaan pesawat bersayap tetap merupakan tugas Angkatan Udara Amerika Serikat, dan Angkatan Udara AS tidak menyetujui pemakaian N-156.Walaupun belum diterima di Angkatan Udara AS, F-5 ternyata sukses digunakan oleh para sekutu Amerika Serikat. Tetapi, F-5 tetap tidak digunakan oleh Amerika Serikat untuk pemakaian di garis depan. Angkatan Udara AS hanya mengadopsi T-38 Talon, versi pesawat latih dari F-5, yang menjadi pesawat latih supersonik pertama. Selain itu, pesawat ini juga menjadi dasar untuk pengembangan YF-17, yang kemudian berkembang menjadi F/A-18 Hornet.
Kebudayaan populer
- Apocalypse Now menampilkan 4 pesawat F-5 menjatuhkan bom napalm di medan tempur, walaupun digambarkan sebagai pesawat Amerika Serikat, sebenarnya yang digunakan adalah pesawat Angkatan Udara Philipina.
- Top Gun menampilkan beberapa F-5Es dan F-5Fs sebagai pesawat khayalan MiG-28 melawan US Navy F-14 Tomcat Angkatan Laut Amerika Serikat . Beberapa pesawat masih berwarna hitam yang biasanya berperan sebagai "Aggressor" di United States Navy Fighter Weapons School.
- Film Thirteen Days menampilkan pesawat F-5, kemungkinan menggunakan pesawat milik Philipina.
Varian
Versi kursi tunggal
- N-156F
- YF-5A
- F-5A
- F-5A (G)
- XF-5A
- A.9
- B.Kh.18
- B.Kh.18B
- F-5C Skoshi Tiger
- F-5E Tiger II
- F-5E Tiger III
- F-5E / F
- F-5G
- F-5N
- F-5S
- F-5T Tigris
- F-5em
- F-5TIII
Versi reconnaissance
- RF-5A
- RF-5A (G)
- RF-5E Tigereye
- RF-5E Tigergazer
- RF-5S Tigereye
- AR-9
- B.TKh.18
Versi dua kursi
- AE.9
- B.Kh.18A
- B.Kh.18C
- F-5-21
- YF-5B
- F-5E Tiger II.
- F-5B
- F-5B (G)
- F-5B M
- F-5D
- F-5F Tiger II
- F-5F Tiger III
- F-5T
- F-5FM
varian asing
Versi berlisensi
- CF-5
- NF-5A
- NF-5B
- SF-5A
- SRF-5A
- SF-5B
- VF-5A
- VF-5D
- KF-5E
- KF-5F
- Chung Chen
versi tanpa izin
- Azarakhsh
- Sa'eqeh
Derivatif
- F-20 Tigershark
- Northrop YF-17
Operator
- Austria
- Bahrain
- Botswana
- Brasil
- Chili
- Ethiopia
- Honduras
- Indonesia
- Iran
- Yordania
- Kenya
- Libya
- Meksiko
- Maroko
- Norwegia
- Pakistan
- Paraguay
- Filipina
- Republik Cina (Taiwan)
- Arab Saudi
Spesifikasi (F-5E Tiger II)
Data dari Quest for Performance[2]
Karakteristik umum
- Kru: 1
- Panjang: 47 ft 4¾ in
- Lebar sayap: 26 ft 8 in
- Tinggi: 13 ft 4½ in
- Luas sayap: 186 ft²
- Airfoil: NACA 65A004.8 root, NACA 64A004.8 tip
- Bobot kosong: 9.558 lb
- Bobot maksimum lepas landas: 24.664 lb
- Mesin: 2× General Electric J85-GE-21B turbojet
- Dorongan kering: 3.500 lbf masing-masing
- Dorongan dengan pembakar lanjut: 5.000 lbf masing-masing
- Zero-lift drag coefficient: 0,0200
- Drag area: 3,4 ft² (0,32 m²)
- Aspect ratio: 3,86
- Bahan bakar internal: 2.563 L
- Bahan bakar eksternal: 1.040 L per tanki eksternal
Kinerja
- Laju maksimum: 917 knot (1.700 km/jam)
- Radius tempur: 760 nm
- Jarak jangkau ferri: 2.010 nm
- Batas tertinggi servis: 51.800 ft
- Laju panjat: 34.400 ft/min
- Lift-to-drag ratio: 10,0
Persenjataan
- Senjata api: 2× meriam Pontiac M39A2 20 mm, 280 butir/meriam
- Rudal:
- Total sampai 3.200 kg munisi
- Bom:
- M129 Leaflet
- 500 lb (225 kg) Mk82
- 2.000 lb (900 kg) Mk84
- CBU-24/49/52/58 munisi kluster
Pesawat Tempur Super Tucano TNI-AU Latihan Terbang Malam
Rabu, 30 Januari 2013
Gemuruh Super Tucano Di Langit Malang RayaEMB-314 Super Tucano TNI-AU
Dalam waktu seminggu ini langit Malang Raya diwarnai gemuruh pesawat Super Tucano yang tengah melaksanakan operasi Latihan Terbang Malam. Bagi setiap Pilot terutama Pilot Tempur, kemampuan dan keahlian terbang malam harus betul-betul dikuasai dengan baik. Hal ini terkait dengan keberadaan Penerbang Tempur yang harus siaga setiap saat menerima tugas Pimpinan Atas untuk mengamankan wilayah NKRI. Rabu, (30/1/2013).
Perintah Komando Atas ini tidak selalu diberikan pada siang hari, akan tetapi bila tengah malam perintah itu diturunkan, maka para Penerbang yang bertugas mengawal wilayah Dirgantara Nasional tersebut harus siap melaksanakan tugasnya. Oleh karenanya operasi Latihan Terbang Malam ini menjadi penting dan harus dilaksanakan dengan serius tanpa mengabaikan safety factor.
Kegiatan latihan operasi terbang malam yang digelar ini, bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme baik skill (keahlian) maupun kemampuan terbang para penerbang dan seluruh crew pesawat dalam mengantisipasi kemungkinan akan terjadinya gangguan, ancaman serta pelanggaran wilayah udara Indonesia oleh pihak lain, baik yang datang pada siang hari maupun pada malam hari. Sedangkan bagi para penerbang tempur Skadron Udara 21 sendiri, meskipun terbang malam bukan merupakan sesuatu yang baru, namun latihan secara berkala harus dilakukan mengingat pelaksanaan terbang malam lebih sulit di banding terbang pada siang hari. Pada terbang malam ini seorang Pilot hanya mengandalkan instrument didalam kockpit disamping visual dengan alat bantu lampu penerangan yang ada di dua sisi landasan. Untuk itu para penerbang dituntut lebih teliti dan hati-hati dalam menerbangkan pesawat serta melakukan manuver-manuver tertentu.
Sebagai satu-satunya Skadron Udara yang mengawaki pesawat tempur di Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh, Skadron Udara 21 Lanud Abd Saleh harus siap operasional dalam melaksanakan tugas-tugas pertahanan udara. Selain kesiapan alutsista dan para penerbang yang mengawakinya, tentunya kesiapan seluruh komponen pendukung harus tetap terjaga termasuk para crew pesawat yang memiliki andil sangat besar dalam keberhasilan setiap operasi udara yang dilaksanakan, demikian disampaikan Danskadud 21, Mayor Pnb James Yanes Singal di sela-sela latihan terbang malam yang digelar Skadron Udara 21 Wing 2 Lanud Abd Saleh.
tni-au.mil.id
EMB-314
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
EMB-314 Super Tucano | |
---|---|
Tipe | Pesawat serang antigerilya, pesawat latih |
Produsen | Embraer Defense System |
Terbang perdana | 1996 |
Diperkenalkan | 2003 |
Status | Aktif |
Pengguna | Brasil Kolombia Chili Republik Dominika Indonesia |
EMB 314 / A-29 Super Tucano adalah jenis pesawat tempur ringan turboprop yang diproduksi oleh pabrikan pesawat Embraer yang berkedudukan di Brazil. Pesawat tempur yang dikenal memiliki beberapa keunggulan ini telah menarik minat para pejabat TNI AU dan telah memesannya sebanyak 1 Skuadron atau sejumlah 16 unit pesawat tempur EMB 314 / A-29 Super Tucano. Menurut kabar, 4 dari 16 unit pesawat yang dipesan tersebut bisa disaksikan oleh masyarakat Indonesia pada peringatan hari jadi TNI AU yang ke-65 pada 9 April 2012.
Selain Brazil sendiri, pesawat tersebut juga telah digunakan AU Kolombia, Chili, Republik Dominika dan Ekuador. Embraer juga berencana untuk merambah ke beberapa negara di Asia dan Timur Tengah.
Pada tahun 1995, Embraer memenangi kontrak dari Brasil Air Force (FAB) pengembangan varian Super Tucano, dikenal sebagai proyek pesawat serang ringan ALX. Pesawat ini dioptimalkan untuk kondisi lingkungan di Amazon, Brazil. ALX diciptakan untuk mampu beroperasi disegala kondisi cuaca, siang dan malam, misi dari pangkalan terpencil dan tak beraspal tanah landasan pacu dengan sedikit dukungan. Pesawat produksi pertama selesai pada tahun 1999.
Pada Agustus 2001, AU Brazil menandatangani kontrak pembelian 76 EMB 314 / A-29 Super Tucano dengan konfigurasi 25 unit kursi tunggal (A-29 ALX) dan 51 unit kursi ganda (AT-29 ALX). AT-29 ditempatkan di pangkalan AU-Natal untuk menggantikan posisi AT-26 Xavante yang habis masa baktinya. Salah satu misi utamanya adalah melakukan patroli perbatasan di bawah program sistema de Vigilancia da Amazonia (SIVAM) yakni program pengawasan kawasan Amazon. Pesawat pertama kali dikirim ke AU Brazil pada Desember 2003, hingga September 2007 Embraer telah menyerahkan sekitar 50 unit pesawat kepada AU Brazil. Pengiriman pesawat ini telah diselesaikan di akhir tahun 2009 kemarin.
Selain sebagai pesawat latih tingkat dasar dan lanjutan, Super Tucano juga dapat dioperasikan sebagai pesawat patroli perbatasan dan counter-insurgency operations (operasi penumpasan pemberontakan). Pesawat sanggup bermanuver hingga +7g dan -3.5g. Ukurannya yang kecil sanggup mereduksi sinyal radar dan visual, dikombinasi dengan kecepatan yang tinggi dan lincah dalam bermanuver memberikan tingkat survivability cukup tinggi. Tingkat keamanannya pun bertambahan berkat pelindung baja disekitar kokpit dan critical systems redundancy.
Di bulan Agustus 2001, Embraer mengumumkan penandatanganan kontrak pembelian 10 unit EMB 314 / A-29 Super Tucano dengan Republik Dominika. Pesawat tersebut akan difungsikan sebagai pesawat latih, keamanan internal, patroli perbatasan dan perang melawan narkotika. Namun belakangan jumlahnya dikurangi menjadi 8 pesawat, dan pada 18 Desember 2009 kemarin telah diserah terimakan 2 pesawat.
Pada Februari 2005, Venezuela menyatakan minatnya membeli 24 unit EMB-314 Super Tucano kepada Brazil dalam 2 tahap. Tahap pertama 12 unit, sisanya di tahap selanjutnya. Namun proses pembeliannya dibatalkan karena tekanan dari Amerika yang memberlakukan embargo kepada Venezuela termasuk semua komponen sukucadang yang dibuat AS. Saat ini Super Tucano masih menggunakan 30% komponen dari AS.
Pada Desember 2005, AU Kolombia memesan 25 pesawat EMB 314 / A-29 Super Tucano yang akan digunakan untuk berpatroli di sepanjang garis perbatasannya dan untuk keamanan internal. Pengiriman 5 unit pertama dilakukan pada Desember 2006 dan rampung seluruhnya pada Agustus 2008. Pesawat pesanan Kolombia ini menggunakan perangkat avioniks yang dipasok dari Elbit System.
April 2008, AU Chili memutuskan membeli 12 pesawat EMB-314. Kontraknya sendiri ditandatangani pada Agustus 2008. Empat pesawat telah diterima AU Chili (FACH) pada 23 Desember 2009.
Daftar isi |
Spesifikasi (EMB 314)
Karakteristik umum
- Kru: Satu percontohan pada versi kursi tunggal, satu pilot ditambah satu navigator / siswa pada versi double seat
- Payload : 1.550 kg (£ 3420)
- Panjang: 11.42 m (37 ft 6 in)
- Lebar sayap : 11.14 m (36 ft 7 in)
- Tinggi: 3,9 m (12 ft 9,5 in)
- Area sayap: 19,4 m² (209 sq ft)
- Berat kosong : 3.200 kg (£ 7055)
- Max. berat lepas landas : 5.400 kg (11.905 £)
- Powerplant : 1 × Pratt & Whitney Canada PT6A-68C turboprop, 1.600 hp (1.193 kW)
Prestasi
- Kecepatan maksimum : 590 km / h (319 knots, 367 mph)
- Cruise speed : 520 km / h (281 knots, 323 mph)
- Stall kecepatan : 148 km / h (80 knot, 92 mph
- g -batas: +7 / -3.5 g )
- Rentang : 720 nm (827 mil, 1.330 km)
- Memerangi radius : 550 km (300 nm, 342 mi) (hi-lo-hi profile, 1.500 kg (3.300 lb) dari toko eksternal)
- Ferry kisaran : 1.541 nm (1.774 mil, 2.855 km)
- Ketahanan : 8hrs 40mins
- Layanan langit-langit : 10.668 m (35.000 ft)
- Tingkat panjat : 24 m / s (79 ft / s)
Sistem persenjataan
Super Tucano memiliki 2 senapan mesin yang berada di sayap kiri dan kanan, 5 buah cantelan dengan komposisi masing-masing 2 buah di sayap kiri dan kanan dan 1 buah di badan pesawat dengan beban total 1550 kg. Semua cantelan bisa dipasang bom sejenis Mk 81 dan Mk 82, peluncur roket, dan bom berpemandu laser.Varian
- A-29A
- kursi tunggal dengan kemampuan serang antigerilya, pendukung tugas udara jarak dekat, menghadang dan menghancurkan pesawat biasa
- A-29B
- kursi ganda dengan kemampuan sama seperti versi kursi tunggal, dengan kemampuan tambahan sebagai pesawat latih dan fungsi pengawasan udara
Jet Tempur F-16 Dan Hawk MK-53 TNI-AU Latihan Menembak Air to Ground
Jumat, 08 Februari 2013
Pesawat Tempur Berlatih MenembakJet tempur F-16 Fighting Falcon TNI-AU
Selama delapan hari, mulai Senin (4/2/2013) lalu, pilot-pilot pesawat tempur di Lanud Iswahjudi latihan menembak dari udara ke darat di Air Weapon Ring Pulung Ponorogo. Latihan ini untuk mengasah naluri tempur mereka.
Pilot pesawat tempur yang profesional tidak saja mampu menerbangkan pesawat, bermanuver, mengejar, maupun dikejar oleh pesawat lawan, tetapi juga ketepatan menembak dan menghancurkan sasaran merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang fighter.
Dalam latihan penembakan menggunakan bom latih asap BDU 33 dan meroket menggunakan FFAR 2,75 inci, Lanud Iswahjudi melibatkan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skuadron Udara 3, dan Pesawat tempur HS Hawk MK-53 dari Skuadron Udara 15.
Latihan menembak Air to Ground tersebut merupakan ajang uji ketangkasan kemampuan bagi para penerbang tempur dalam ketepatan menembak atau menghancurkan sasaran sekaligus untuk meningkatkan kemampuan tempur yang andal dan profesional.
Terkait hal tersebut, setiap penerbang akan latihan mengebom dan memberondong di daerah sasaran yang telah ditentukan.
Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Yuyu Sutisna berpesan kepada para penerbang dan kru darat ataupun pendukung lainnya untuk selalu berhati-hati selama latihan, mengutamakan keselamatan dalam setiap kegiatan dan senantiasa melakukan pengecekan ulang terhadap pesawat sehingga latihan dapat berjalan lancar sesuai yang dijadwalkan.
nasional.kompas.comF-16 Fighting Falcon
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
F-16 Fighting Falcon adalah jet tempur multi-peran yang dikembangkan oleh General Dynamics (lalu di akuisisi oleh Lockheed Martin), di Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya dirancang sebagai pesawat tempur ringan, dan akhirnya ber-evolusi menjadi pesawat tempur multi-peran yang sangat populer. Kemampuan F-16 untuk bisa dipakai untuk segala macam misi inilah yang membuatnya sangat sukses di pasar ekspor, dan dipakai oleh 24 negara selain Amerika Serikat.[1] Pesawat ini sangat popular di mata international dan telah digunakan oleh 25 angkatan udara. F-16 merupakan proyek pesawat tempur Barat yang paling besar dan signifikan, dengan sekitar 4000 F-16 sudah di produksi sejak 1976. Pesawat ini sudah tidak diproduksi untuk Angkatan Udara Amerika Serikat, tapi masih diproduksi untuk ekspor.F-16 Fighting Falcon F-16 pada Perang Irak, Maret 2003. Tipe Pesawat tempur Produsen General Dynamics
Lockheed MartinTerbang perdana 2 Februari 1974 Diperkenalkan 17 Agustus 1978 Status Aktif Pengguna Amerika Serikat
24 negara lainnyaJumlah produksi Lebih dari 4.000 Harga satuan US$18,8 juta (1998) Varian General Dynamics F-16XL
Mitsubishi F-2
F-16 dikenal memiliki kemampuan tempur di udara yang sangat baik, dengan inovasi seperti tutup kokpit tanpa bingkai yang memperjelas penglihatan, gagang pengendali samping untuk memudahkan kontrol pada kecepatan tinggi, dan kursi kokpit yang dirancang untuk mengurangi efek g-force pada pilot. Pesawat ini juga merupakan pesawat tempur pertama yang dibuat untu menahan belokan pada percepatan 9g.
Pada tahun 1993, General Dynamics menjual bisnis produksi pesawat mereka kepada Lockheed Corporation, yang kemudian menjadi bagian dari Lockheed Martin setelah merger dengan Martin Marietta pada tahun 1995.Daftar isi
Sejarah
Pada tahun 1960-an, Angkatan Udara dan Angkatan Laut Amerika Serikat menyimpulkan bahwa masa depan pertempuran udara akan ditentukan oleh peluru kendali yang semakin modern. Dan bahwa pesawat tempur masa depan akan digunakan untuk mengejaran jarak jauh, berkecepatan tinggi, dan menggunakan sistem radar yang sangat kuat untuk mendeteksi musuh dari kejauhan. Ini membuat desain pesawat tempur masa ini lebih seperti interseptor daripada pesawat tempur klasik. Pada saat itu, Amerika Serikat menganggap pesawat F-111 (yang pada saat itu masih dalam tahap pengembangan) dan F-4 Phantom akan cukup untuk kebutuhan pesawat tempur jarak jauh dan menengah, dan didukung oleh pesawat jarak dekat bermesin tunggal seperti F-100 Super Sabre, F-104 Starfighter, dan F-8 Crusader.
Pada Perang Vietnam, Amerika Serikat menyadari bahwa masih banyak kelemahan pada pesawat-pesawat mereka. Peluru kendali udara ke udara pada masa itu masih memiliki banyak masalah, dan pemakaiannya juga dibatasi oleh aturan-aturan tertentu. Selain itu, pertempuran di udara lebih banyak berbentuk pertempuran jarak dekat dimana kelincahan di udara dan senjata jarak dekat sangat diperlukan.
Kolonel John Boyd mengembangkan teori tentang perawatan energi pada pertempuran pesawat tempur, yang bergantung pada sayap yang besar untuk bisa melakukan manuver udara yang baik. Sayap yang lebih besar akan menghasilkan gesekan yang lebih besar saat terbang, dan biasanya menghasilkan jarak jangkau yang lebih sedikit dan kecepatan maksimum yang lebih kecil. Boyd menganggap pengorbanan jarak dan kecepatan perlu untuk menghasilkan pesawat yang bisa bermanuver dengan baik. Pada saat yang sama, pengembangan F-111 menemui banyak masalah, yang mengakibatkan pembatalannya, dan munculnya desain baru, yaitu F-14 Tomcat. Dorongan Boyd tentang pentingnya pesawat yang lincah, gagalnya program F-111, dan munculnya informasi tentang MiG-25 yang saat itu kemampuan dibesar-besarkan membuat Angkatan Udara Amerika Serikat memulai perancangan pesawat mereka sendiri, yang akhirnya menghasilkan F-15 Eagle.
Pada saat pengembangannya, F-15 berevolusi menjadi besar dan berat seperti F-111. Ini membuat Boyd frustrasi dan ia pun meyakinkan beberapa petinggi Angkatan Udara lain bahwa F-15 membutuhkan dukungan dari pesawat tempur yang lebih ringan. Grup petinggi Angkatan Udara ini menyebut diri mereka "fighter mafia", dan mereka bersikeras akan dibutuhkannya program Pesawat Tempur Ringan (Light Weight Fighter, LWF).
Pada Mei 1971, Kongres Amerika Serikat mengeluarkan laporan yang mengkritik tajam program F-14 dan F-15. Kongres mengiyakan pendanaan untuk program LWF sebesar US$50 juta, dengan tambahan $12 juta pada tahun berikutnya. Beberapa perusahaan memberikan proposal, tetapi hanya General Dynamics dan Northrop yang sebelumnya sudah memulai perancangan dipilih untuk memproduksi prototip. Pesawat mereka mulai diuji pada tahun 1974. Program LWF awalnya merupakan program evaluasi tanpa direncanakan pembelian versi produksinya, tetapi akhirnya program ini diubah namanya menjadi Air Combat Fighter, dan Angkatan Udara AS mengumumkan rencana untuk membeli 650 produk ACF. Pada tanggal 13 Januari 1975 diumumkan bahwa YF-16 General Dynamics mengalahkan saingannya, YF-17.Varian
Varian F-16 ditandai oleh nomer blok yang menandakan pembaruan yang signifikan. Blok ini mencakup versi kursi tunggal dan kursi ganda.F-16 A/B
F-16 A/B awalnya dilengkapi Westinghouse AN/APG-66 Pulse-doppler radar, Pratt & Whitney F100-PW-200 turbofan, dengan 14.670 lbf (64.9 kN), 23.830 lbf (106,0 kN) dengan afterburner. Angkatan Udara AS membeli 674 F-16A dan 121 F-16B, pengiriman selesai pada Maret 1985.- Blok 1
- Blok awal (Blok 1/5/10) memiliki relatif sedikit perbedaan. Sebagian besar diperbarui menjadi Blok 10 pada awal 1980-an. Ada 94 Blok 1, 197 Blok 5, dan 312 Blok 10 yang diproduksi. Blok 1 model awal produksi dengan hidung dicat hitam.
- Blok 5
- Diketahui kemudian bahwa hidung hitam menjadi identifikasi visual jarak jauh untuk pesawat Blok 1, sehingga warnanya diubah menjadi abu-abu untuk Blok 5 ini. Pada F-16 Blok 1, ditemukan bahwa air hujan dapat berkumpul pada beberapa titik di badan pesawat, sehingga untuk Blok 5 dibuat lubang saluran air.
- Blok 10
- Pada akhir 1970-an, Uni Soviet secara signifikan mengurangi ekspor titanium, sehingga produsen F-16 mulai menggunakan alumunium. Metode baru pun dilakukan: aluminum disekrup ke permukaan pesawat Blok 10, menggantikan cara pengeleman pada pesawat sebelumnya.
- Blok 15
- Perubahan besar pertama F-16, pesawat Blok 15 ditambahkan stabiliser horizontal yang lebih besar, ditambah dua hardpoint di bagian dagu, radar AN/APG-66 yang lebih baru, dan menambah kapasitas hardpoint bawah sayap. F-16 diberikan radio UHF Have Quick II. Blok 15 adalah varian F-16 yang paling banyak diproduksi, yaitu 983 buah. Produksi terakhir dikirim pada tahun 1996 ke Thailand. Indonesia memiliki varian ini sebanyak 12 unit.
- Blok 15 OCU
- Mulai tahun 1987 pesawat Blok dikirim ke dengan memenuhi standar Operational Capability Upgrade (OCU), yang mencakup mesin F100-PW-220 turbofans dengan kontrol digital, kemamampuan menembakkan AGM-65, AMRAAM, dan AGM-119 Penguin, serta pembaruan pada kokpit, komputer, dan jalur data. Berat maksimum lepas landasnya bertambah menjadi 17.000 kg. 214 pesawat menerima pembaruan ini, ditambah dengan beberapa pesawat Blok 10.
- Blok 20
- 150 Blok 15 OCU untuk Taiwan dengan tambahan kemampuan yang serupa dengan F-16 C/D Blok 50/52: menembakkan AGM-45 Shrike, AGM-84 Harpoon, AGM-88 HARM, dan bisa membawa LANTIRN. Komputer pada Blok 20 diperbarui secara signifikan, dengan kecepatan proses 740 kali lipat, dan memori 180 kali lipat dari Blok 15 OCU.
Spesifikasi (F-16C Blok 30)
Karakteristik umum
- Kru: 1
- Panjang: 49 ft 5 in
- Lebar sayap: 32 ft 8 in
- Tinggi: 16 ft
- Luas sayap: 300 ft²
- Airfoil: NACA 64A204 root and tip
- Bobot kosong: 18,900 lb
- Bobot terisi: 26,500 lb
- Bobot maksimum lepas landas: 42,300 lb
- Mesin: 1× F110-GE-100 afterburning turbofan
- Dorongan kering: 17,155 lbf
- Dorongan dengan pembakar lanjut: 28,600 lbf
Kinerja
- Laju maksimum:
- Radius tempur: 340 mi on a hi-lo-hi mission with four 1,000 lb (450 kg) bombs
- Jarak jangkau ferri: 2,280 NM with drop tanks
- Batas tertinggi servis: 50,000+ ft[2]
- Laju panjat: 50,000 ft/min
- Beban sayap: 88.3 lb/ft²
- Dorongan/berat: 1.095
Persenjataan
- Senjata api: 1× 20 mm (0.787 in) M61 Vulcan 6-barreled gatling cannon, 511 rounds
- Hardpoints: 2× wing-tip Air-to-air missile launch rails, 6× under-wing & 3× under-fuselage pylon stations holding up to 17,000 lb (7,700 kg) of payload
- Roket:
- Rudal:
- Air-to-air missiles:
- 2× AIM-7 Sparrow or
- 6× AIM-9 Sidewinder or
- 6× IRIS-T or
- 6× AIM-120 AMRAAM or
- 6× Python-4
- Air-to-ground missiles:
- 6× AGM-45 Shrike or
- 6× AGM-65 Maverick or
- 4× AGM-88 HARM
- Anti-ship missiles:
- 2× AGM-84 Harpoon or
- 4× AGM-119 Penguin
- Air-to-air missiles:
- Bom:
- 8× CBU-87 Combined Effects Munition
- 8× CBU-89 Gator mine
- 8× CBU-97 Sensor Fuzed Weapon
- Wind Corrected Munitions Dispenser capable
- 4× GBU-10 Paveway II
- 6× GBU-12 Paveway II
- 4× JDAM
- 4× Mark 84 general-purpose bombs
- 8× Mark 83 GP bombs
- 12× Mark 82 GP bombs
- 8× Small Diameter Bomb
- 3× B61 nuclear bomb
- Others:
- SUU-42A/A Flares/Infrared decoys dispenser pod and chaff pod or
- AN/ALQ-131 & AN/ALQ-184 ECM pods or
- LANTIRN, Lockheed Martin Sniper XR & LITENING targeting pods or
- up to 3× 300/330/370 US gallon Sargent Fletcher drop tanks for ferry flight/extended range/loitering time.
Avionik
- AN/APG-68 radar
- MIL-STD-1553 bus[1]
Hawker-Siddeley Hawk
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
BAE Hawk | |
---|---|
Tipe | Pesawat Latih militer |
Produsen | Hawker Siddeley British Aerospace (1977-1999) BAE Systems (mulai 1999) |
Terbang perdana | 1974 |
Pengguna | Britania Raya Indonesia Malaysia Australia |
Harga satuan | £18 juta (2003) |
Varian | T-45 Goshawk |
Operator
- Australia
- Bahrain
- Kanada
- Finlandia
- India
- Indonesia
- Kuwait
- Malaysia
- Oman
- Arab Saudi
- Afrika Selatan
- Korea Selatan
- Britania Raya
- Uni Emirat Arab
- Zimbabwe
Lihat pula
Pengembangan yang berhubungan
Pesawat sebanding
Urutan penamaan
- Harrier - P.1154 - Nimrod - Hawk - HS125
- CF:
- - CT-155 - CT-156 Harvard II
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rencana Mabes TNI AU melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membeli pesawat intai tanpa awak alias unmanned aerial vehicle (UAV) dari Israel Aerospace Industries (IAI) masih menjadi polemik. Kendati saat ini program pemenuhan jumlah alutsista, termasuk pesawat tempur dinilai mendesak untuk menjaga pertahanan di wilayah perbatasan Indonesia.
Komisi I DPR bersikukuh tidak setuju rencana pembelian pesawat pengintai tanpa awak buatan Israel. Komisi I pernah menyampaikan pandangan agar TNI memiliki opsi lain dalam pembelian pesawat pengintai tanpa awak.
Berdasarkan laman Global Fire Power (GPF), penyedia analisis kekuatan militer global, Indonesia secara keseluruhan berada pada peringkat 18 negara ditinjau dari peralatan alat utama sistem senjata (alutsista).
Namun, untuk jumlah pesawat militer, peringkat Indonesia pada posisi 31 besar dengan 510 pesawat. Ironisnya, jumlah pesawat militer Indonesia kalah banyak dari Ethiopia yang memiliki pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran di bawah Indonesia.
Berikut peringkat negara ditinjau jumlah kepemilikan pesawat pada 2011:
1. AS sebanyak 18.234 pesawat
2. Cina sebanyak 5.176 pesawat
3. Rusia sebanyak 2.739 pesawat
4. India sebanyak 2.462 pesawat
5. Israel sebanyak 1.964 pesawat
6. Jepang sebanyak 1.953 pesawat
7. Turki sebanyak 1.940 pesawat
8. Perancis sebanyak 1.757 pesawat
9. Inggris sebanyak 1.663 pesawat
10. Korea Utara sebanyak 1.650 pesawat
15. Iran sebanyak 1.139 pesawat
21. Suriah sebanyak 884 pesawat
27. Ethiopia sebanyak 703 pesawat
30. Kanada sebanyak 544 pesawat
31. Indonesia sebanyak 510 pesawat
Sumber: http://www.republika.co.idInilah Spesifikasi Tiga Pesawat Intai Canggih Buatan BPPT
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengaku sedang mengembangkan berbagai varian pesawat udara nir awak (PUNA). Kepala Program PUNA BPPT, Joko Purwono mengatakan, BPPT terkendala komitmen dukungan pemerintah dalam mengembangkan pesawat intai tanpa awak alias unmanned aerial vehicle (UAV). Ini dibuktikan dengan rencana Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membeli satu skuadron pesawat UAV buatan Israel Aerospace Industries (IAI).
Padahal produk BPPT, seperti PUNA Wulung, papar Joko, sangat canggih dengan dilengkapi kamera pengintai yang dapat merekam wilayah yang diamati. Jika sekarang baru mampu terbang hingga 51 kilometer dari pusat kontrol, ke depannya ditargetkan mampu terbang dengan jarak 200 kilometer dari ruang kendali. “Sehingga kalau digunakan di daerah perbatasan sangat efektif,” kata Joko.
Berikut spesifikasi PUNA yang dikembangkan BPPT:
BPPT-01A 'Wulung'
Bentangan sayap: 6,36 meter
Panjang : 4,32 meter
Tinggi : 1,32 meter
Berat Take off : 120 kg
'Wulung' cocok untuk misi yang hanya bisa maksimal bila dipantau dari high altitude. Antara lain, pemotretan udara pada area yang sangat luas, pengukuran karakteristik atmosfer, dan pemantauan kebocoran listrik pada kabel listrik tegangan tinggi.
BPPT-01B 'Gagak'
Bentangan sayap: 6,93 meter
Panjang : 4,38 meter
Tinggi : 1,12 meter
Berat Take off : 120 kg
'Gagak' cocok untuk misi pemotretan dari udara pada jangkauan luas.
BPPT-02A 'Pelatuk'
Bentang Sayap: 6,92 meter
Panjang Badan: 4,38 meter
Tinggi : 1,21 meter
Berat Max : 120 kg
Mesin : 24 Hp (single engine)
Material : Komposit/fiberglass
Altitude : 7000 ft
Payload : 20 kg
'Pelatuk' cocok untuk misi pemotretan udara pada area kecil, pengintaian jarak dekat suatu sasaran, pemantauan hutan, pemantauan laut dan pantai. http://www.republika.co.idUkraina Ingin Bangun Pabrik Pesawat Antonov Di Indonesia
Senin, 28 Januari 2013INDONESIA-UKRAINA TINGKATKAN KERJA SAMA INDUSTRI PERTAHANAN
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hajriyanto Y Thohari mengatakan bahwa Indonesia dan Ukraina akan meningkatkan kerja sama di bidang industri pertahanan. "Kami mendapat kunjungan kehormatan dari Duta Besar Ukraina yang baru. Pada kesempatan ini, Dubes meminta dukungan MPR untuk dapat mengembangkan kerja sama di bidang industri pertahanan," kata Hajriyanto usai pertemuan dengan Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Volodymyr Pakhil di Gedung Nusantara III MPR/DPR, Jakarta, Senin (21/1/2013).
Menurut dia, kerja sama di bidang industri pertahanan tersebut layak dikembangkan mengingat Ukraina merupakan salah satu negara dengan industri pertahanan yang maju, terutama untuk angkutan militer udara dan laut yang diproduksi oleh Antonov. "Bahkan, sekarang ini Antonov sudah memproduksi pesawat dan kapal laut bukan hanya untuk keperluan militer tapi juga untuk keperluan kargo dan sipil," ungkapnya.
Dia juga mengatakan Dubes Volodymyr Pakhil telah menyatakan kesiapan dan kesediaan pemerintah Ukraina untuk mendirikan pabrik pesawat Antonov di Indonesia dengan cara menjalin kerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia (PTDI). "Jadi, bentuk kerja sama ini bukan hanya Indonesia membeli pesawat Antonov tetapi pesawat itu akan dibuat di pabrik Indonesia, dan mereka siap dengan aspek transfer teknologi pesawatnya," ujarnya.
Terkait hal tersebut, Hajriyanto mengatakan dalam waktu dekat beberapa perwakilan dari Antonov akan mempresentasikan penawaran kerja sama tersebut kepada pemerintah. Selain itu, dia juga mengatakan, Dubes Ukraina dan perwakilan Antonov akan mulai melakukan pembicaraan mengenai kerja sama industri pertahanan itu dengan Menteri Pertahanan dan pihak TNI Angkatan Darat, Laut, dan Udara. "MPR sudah menyatakan kesiapan untuk membantu kelancaran kerja sama ini karena kami berpendapat Indonesia sebagai negara kepulauan memang membutuhkan angkutan militer yang canggih. Kami berharap pemerintah dapat menyambut kerja sama ini," tuturnya.
Namun, dia juga menegaskan bahwa MPR hanya akan memberi dukungan dan landasan perundang-undangan untuk program kerja sama di bidang industri pertahanan itu. "Sedangkan keputusan untuk menyetujui dan melaksanakan kerja sama akan diberikan kepada Presiden karena ini wilayah eksekutif," jelasnya.
www.kemhan.go.idAntonov An-225
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Antonov An-225 Mriya (bahasa Ukraina: Антонов Ан-225 Мрія) merupakan pesawat terbesar kedua didunia yang dibuat oleh Perusahaan Antonov. Nama belakang pesawat ini Мрія (Mriya) yang dalam bahasa Ukraina berarti Mimpi atau Inspirasi.An-225 Mriya An-225 di Bandara Munich Tipe Pesawat Kargo Produsen Antonov Perancang Antonov Terbang perdana 21 Desember 1988 Status Beroperasi Pengguna Antonov Airlines (1) Tahun produksi 1988 Jumlah produksi 2 (1 digunakan) Acuan dasar Antonov An-124
Dahulu pesawat ini digunakan untuk mengangkut pesawat ulang alik Buran menggantikan Myasishchev VM-T. Namun seiring dengan bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991 dan proyek Buran yang tidak dilanjutkan lagi tahun 1993 pesawat ini terpaksa tidak beroperasi (tidak tampak) selama hampir 8 tahun. Pada tahun 2001, pesawat ini kembali dioperasikan dengan menjadi pengangkut berat yang bernomor penerbangan UR-82060 (yang sebelumnya СССР-82060) sampai sekarang.
Sebenarnya, pesawat ini akan dibuat dua unit. Namun hanya satu yang selesai dan digunakan (UR-82060), sedangkan yang kedua dijadwalkan rampung pada tahun 2008 lalu ditunda. Sampai Agustus 2009, pesawat kedua tidak rampung juga dan pengerjaannya telah ditinggalkan.Daftar isi
Operator
Spesifikasi (An-225)
Data dari Vectorsite,Karakteristik umum
- Kru: 6
- Payload: 250,000 kg
- Panjang: 84 m
- Lebar sayap: 88.4 m
- Tinggi: 18.1 m
- Luas sayap: 905 m2
- Bobot kosong: 285,000 kg
- Bobot maksimum lepas landas: 600,000 kg
- Mesin: 6× ZMKB Progress D-18 turbofan, 229.5 kN masing-masing
Kinerja
- Laju maksimum: 850 km/h (460 knots, 530 mph)
- Laju jelajah: 800 km/h (430 knots, 500 mph)
- Jarak jangkau:
- Bahan bakar penuh: 15,400 km
- Batas tertinggi servis: 11,000 m
- Beban sayap: 662.9 kg/m²
- Dorongan/berat: 0.234
T-50 Golden Eagle
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
T-50 Golden Eagle adalah pesawat latih supersonik buatan Amerika-Korea. Dikembangkan oleh Korean Aerospace Industries dengan bantuan Lockheed Martin.[5] Program ini juga melahirkan A-50, atau T-50 LIFT, sebagai varian serang ringan.[1]T-50 Golden Eagle Tipe Latih Lanjut
Serang ringanProdusen Korean Aerospace Industries
Lockheed MartinTerbang perdana 20 Agustus 2002[1] Diperkenalkan 22 Februari 2005[2] Status Operational Pengguna AU Republik Korea Jumlah produksi 100+[1][3] Harga satuan US$22 juta[4]
Walaupun militer Amerika Serikat tidak ada rencana untuk membeli pesawat ini , tapi penamaan militer amerika secara resmi diminta untuk pesawat ini guna menghindari konflik penamaan dikemudian hari.[6]Daftar isi
Pengembangan
Program T/A-50 dimaksudkan sebagai pengganti dari berbagai pesawat latih dan serang ringan. Ini termasuk T-38 dan F-5B untuk pelatihan dan Cessna A-37BClose Air Support; yang dioperasikan AU Republik Korea.[rujukan?] Program ini pada awalnya dimaksudkan untuk mengembangkan pesawat latih secara mandiri yang mampu mencapai kecepatan supersonik untuk melatih dan mempersiapkan pilot bagi pesawat KF-16 (F-16 versi Korea).[7] T-50 mmembuat Korea Selatan menjadi negara ke-12 yang mampu memproduksi sebuah pesawat tempur jet yang utuh.[8] Beberapa produk korea lainnya adalah KT-1 produk Samsung Aerospace (sekarang bagian dari KAI), dan produk lisensi KF-16. Sebagian besar sistem utama dan teknologinya disediakan oleh Lockheed Martin, secara umum bisa disebut T/A-50 mempunyai konfigurasi yang mirip dengan KF-16.[7]
Pengembangan pasawat ini 13% dibiayai oleh Lockheed Martin, 17% oleh Korea Aerospace Industries, dan 70% oleh pemerintah Korea Selatan.[9] KAI dan Lockheed Martin saat ini melakukan program kerjasama untuk memasarkan T-50 untuk pasar internasional.
Program induknya, dengan nama kode KTX-2, dimulai pada 1992,[3] tapi Departemen Keuangan dan Ekonomi menunda program KTX-2 pada 1995 karena alasan finansial.[10] with the initial design of the aircraft, in 1999. It was renamed T-50 Golden Eagle in February 2000, with the final assembly of the first T-50 taking place between 15 January, 2001.[rujukan?] Penerbangan pertama T-50 terjadi pada Agustus 2002, dan pengujian tugas operasional pertama mulai Juli 28 sampai 14 Agustus, 2003.[1] Angkatan Udara Korsel menandatangani kontrak produksi untuk 25 T-50 pada Desember 2003, dan pengiriman dijadwalkan pada 2005 sampai 2009.Kesalahan pengutipan: Tag<ref>
tidak sah; referensi tanpa isi harus memiliki nama
varian lain dari T-50 Golden Eagle termasuk pesawat serang ringan A-50, dan pesawat yang lebih canggih FA-50. The A-50 variant is an armed version of the T-50 as a stable platform for both free-fall and precision-guided weapons. FA-50 is an A-50 modified with an AESA radar and a tactical datalink which are not yet specified.[rujukan?] As part of the A-37 retirement-out program to be completed by 2015, sixty A-50's will be in service for the South Korean air force by 2011.[11]Persenjataan
Kanon 20 mm General Electric M61 Vulcan dengan 205 peluru diumpankan linear tanpa sambungan (linkless linear feed) yang bisa dipasang internal tepat di belakang kokpit.[9] Sebuah rudal udara keudara pencari panas AIM-9 Sidewinder bisa dipasangkan pada setiap rel di ujung sayap, dan rudal-rudal yang lain bisa dipasang di cantelan bawah sayap.[9] Senjata udara ke darat yang kompatibel diantaranya adalah rudal AGM-65 Maverick, peluncur roket LAU-3 dan LAU-68 , bom kluster CBU-58 and Mk-20, dan bom multiguna Mk-82, Mk-83, dan Mk-84 .[1] Tiga tangki bahan bakar minyak eksternal bisa juga dipasang dipesawat ini.[1]Spesifikasi T-50 dan perbandingannya
Produk T-50 latih lanjut
APT (Advanced Pilot Trainer)TA-50 konversi pelatih
FLI (Penerbangan-Lead-In)FA-50
Serang RinganM-346, Italia
APTKarakteristik Operasi rendahnya biaya perawatan operasional kapasitas pelatihan taktis / harga pembuatan rendah kemampuan misi malam rendahnya biaya perawatan operasional Spesifikasi Produksi Selesai 25 unit 25/10 ( Black Eagles) 22 60 unit (22+38 dalam pembangunan) dalam pengembangan Kru 2 2 Panjang Pesawat 13.14m (43.1 ft) 11.49m (37.7 ft) Tinggi 4.94m (16.2 ft) 4.98m (16.33 ft) Lebar (dengan sayap) 9.45m (31.0 ft) 9.72m (31.9 ft) Kemiringan sayap utama 35 derajat (desain supersonik) 30 derajat (desain subsonik) Area sayap 23.69 m² 23.52m² Di antara kekosongan 6.454 ton 4.61 ton Berat Take-off minimum (bersih) 8,9 ton (2,45 + 6,454 = bahan bakar internal) 6.7 ton Maksimum berat lepas landas 13,5 ton (4,53 + 8,9 = bersenjata) 9.5 ton Bahan Bakar Internal 2.5 ton 2 ton Mesin General Electric F404-GE-102 F-124GA-200 * 2 (kembar) Dorongan 8.04 ton 5.7 ton (2.85*2) Kinerja kecepatan maximum Mach 1.5+ 590 KTS (mach 0.9) Toleransi percepatan gravitasi -3 ~ +8.3G (gravitasi putaran 6.5G) -3~8G(15000ft gravitasi konstan di 5.8G) Waktu menanjak 14.5 detik / 15,000 ft (grafik E-M), mendekati F-16 14 detik / 15000 ft Daya tanjak 12070 m /menit 6100 m/menit ketinggian maksimum 14.8km (48,500ft) / 55,000ft dengan afterburner 13.715km (45000ft) / tanpa afterburner Kecepatan Stall 105KTS (195km/h) - A-10= 220km/h 90KTS (167km/h) Jarak roll Lepas landas / mendarat 345m / 707m 320m / bahan bakar internal 470m (20 %) Daya jelajah 1400km (bahan bakar internal, tidak bersenjata), Radius misi 444km (230nm, tangki bahan bakar internal + AIM-9 (2) + AGM65 (2)) 1120nm (bahan bakar internal, tidak bersenjata) Persenjataan Tangki eksternal 150 gal*3 300 gal*3 153 gal*3 Kanon Bersenjata internal 20 mm (205 peluru) Roket Rudal AIM-9 / ACMI 2 kaki AIM-9L (rudal jarak pendek) Pendek / Menengah Untuk rudal-darat AGM-65 g Maverick 4 pylon (A-10) Bom bom berpandu laser (GBU-12 Paveway 2) 8 pylon JDAM (2000 lbs) 3 pylon 1.000 lbs atau kurang Radar APG-67 (v) 4> berubah ke EL/M-2032 EL/M-2032 Cellex-C AESA vixen 500E (optional) Poin Bersenjata 7 lokasi (350 lbs*2/1600 lbs*2/2700 lbs*3) 7 lokasi 2 (optonal) Muatan eksternal maksimum 10.000 lbs (9750 lbs untuk memverifikasi atau 4,53 ton) 12.000 lbs
(desain beban yang diperbolehkan 20.000 lbs)2.8 ton - Tabel kinerja dan "Pertahanan Times" pada bulan November 2007, "Bulanan Penerbangan> Oktober 2005, Korea Aerospace Industries pengenalan T-50-halaman, website dari Italia M-346 untuk isi Spesifikasi resmi akan disebut.
- M-346 lebih berat ditandai dan memiliki bagian yang sangat baik, M-346 anomali dari harga industri ringan tidak pasti apakah pembangunan yang sebenarnya akan. M-346 bersenjata 1 butir 1 dapat dipasang mujangman (T-50 adalah kemungkinan 3).
- TA-50 dari bersenjata lainnya: MK-82 500 dasar JDAM 9-kaki, MK-83 1000 dasar JDAM 5-kaki, roketeutan 8-kaki, LAU-68/131/3 MK-20/CBU-58 9 kaki, AGM-65 A / B / D model berdasarkan 8-kaki, menembak sasaran dua kaki dan kendaraan udara lainnya, 2-3 kaki
- TA-50 dari serikat militan terbesar (payload eksternal maksimum): rudal udara - bom bom -3 - -3 tanker bom - bom - rudal
- T/TA/FA-50 Range kasus yang dilaporkan sejauh ini tidak ada data yang tepat, data untuk setiap variasi adalah sisi serius. Namun, mesin output yang sama, dan bahan bakar internal yang sama dibandingkan dengan gas dan sementara itu, memiliki daya jelajah dari yang cukup panjang, diperkirakan. Baru-baru ini pada bulan Oktober 2009 data termasuk Seoul Air Show di choehang jarak 1850km (Max Cruise Range) sebagai unit konversi, yang 1.853km = 1nm untuk 1000nm yang diketahui tentang menghakimi.
- T-internal 50-konsumsi bahan bakar dan berat juga di Seoul Air Show pada bulan Oktober 2009 yang dikenal sebagai beberapa nilai lain, bahan bakar internal dan 2.182 kg, 6.636 kg dan mulus, termasuk bahan bakar internal yang disebut berat 8.818kg. Selain itu, tingkat maksimum 39.600 ft / min (12.1km/min) disebut beban desain -3 / 8 g, kecepatan maksimum Mach 1,5, berat 1, Berat maksimum lepas landas 27.300 lb(12.383 kg), berat kosong 14.600 lbs (6.622 kg), dll sumber utama diketahui.
- T-50 penerbangan terbukti top speed 18 dan 23 November 2009 telah dilakukan pada hari kedua, 18 th, Mach 1,4 jenis driver berdasarkan stabilitas DBLT WLSS Roll popu manuver dilakukan, 23 melebihi Mach 1,5 Pada .
- T-50 dari tingkat balik EM yang 15000ft pada kekuatan dorong dan tarik menetralisir satu sama lain pada titik 14,5 'dengan merekam F-16 dan yang sejenis, tetapi, T-50 dan FA-50 dan tapje peralatan tambahan dan bersenjata karena tarik efek seperti tingkat peningkatan berubah diharapkan untuk turun. Dan dalam kasus F-16 tingkat gilirannya berkelanjutan harus diukur oleh dua 7G, 6.5G T-50 lebih unggul untuk membatasi. Perbedaan lain antara dorong maksimum untuk terus dalam praktek juga memengaruhi tingkat giliran. F-18 dan F-16 dari tingkat berbalik dalam keadaan bersenjata yang dikenal menjadi primadona, Mirage 2000, F-16 dari spesifikasi rupanya jatuh dari ketinggian tinggi F-16 semakin baik tingkat giliran.
- T-50 Mach 0,5 atau kurang bermanuver daripada-M 346, jatuh lebih dari Mach 1,2 bermanuver daripada F-16 diketahui jatuh. Namun, sebagian besar perang udara dalam mendukung T-50 Mach 0,5-1,2 terjadi di daerah antara. Mulai mesin, supersonik T-50 untuk mengaktifkan afterburner dari mesin yang dilengkapi dengan pelatih, konsumsi bahan bakar rendah, mengingat bahwa mesin diperiksa dan diperbaiki sebagai seorang pejuang untuk mengganti mesin dapat dikembangkan.
- Pada tahun 2009, Seoul, penjelasan ADEX dari penyiar penyiaran T-50 dapat berubah 360 derajat hanya 15 detik, dan kali ini abadi percepatan gravitasi pilot dikatakan 8G. (Air menunjukkan demonstrasi dari belokan dibuat dari ketinggian rendah.)
Operator
- Republik Korea
- Republik Indonesia, 16 Pesawat, Dikirimkan 2013[12]
Spesifikasi
Karakteristik umum
- Kru: 2
- Panjang: 42 ft 7 in
- Lebar sayap: 30 ft 1 in
- Tinggi: 15 ft 8.25 in
- Bobot kosong: 14,200 lb
- Bobot maksimum lepas landas: 26,400 lb
- Mesin: 1× General Electric F404 afterburning turbofan
- Dorongan kering: 11,925 lbf
- Dorongan dengan pembakar lanjut: 17,775 lbf
Kinerja
- Laju maksimum: Mach 1.4
- Jarak jangkau: 1,150 mi
- Batas tertinggi servis: 48,000 ft
Persenjataan
- Guns: 1× M61A1 Vulcan 20 mm Gatling gun
- Rockets: LAU-3/68
- Missiles:
- Air-to-air: 2× AIM-9 Sidewinder
- Air-to-ground: 6× AGM-65 Maverick
- Bombs: 5× CBU-58 cluster, 9× Mk 82, 3× Mk 83/MK 84, and 9× Mk 20.
KAI KT-1
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasKT-1 Ungbi KT-1 Ungbi Tipe Basic trainer
Light attackProdusen Korean Aerospace Industries Pengguna Republic of Korea Air Force
KT-1 atau Korean Trainer 1 adalah pesawat latih militer bermesin turboprop buatan Korean Aerospace Industry (KAI), Korea Selatan. Pengembangan pesawat rancangan korea pertama ini dimulai pada 1988 oleh KAI dan ADD, pesawat ini adalah pesawat pertama dikelasnya yang sepenuhnya dirancang oleh komputer. Pesawat ini dirancang untuk pelatihan penerbangan akrobatik dan sistem penerbangan kontrol komputer. Di korea pesawat ini dibuat untuk menggantikan T-37 dan T-41. Korea Aerospace Industries (KAI) mengumumkan KT-1 pesawat latih dasar dengan nama kode ``Woongbee , di pabriknya pada November 2000
KT-1 dilengkapi mesin turboprop Pratt&Whitney Canada PT6A-62 dengan tenaga 950 tenaga kuda yang mampu mendorong pesawat samapi kecepatan 648 kilometer per jam serta dapat menjelajah sejauh 1700 kilometer tanpa mengisi ulang bahan bakar. Pesawat ini mempunyai dimensi panjang 10,3 meter, lebar 10,6 meter, dan tinggi 3,7 meter.
KAI memperkirakan mereka bisa mengekspor lebih dari 150 unit KT-1B bernilai sekitar 500 juta dolar AS ke lebih dari 20 negara yang berminat pada tahun 2012.Daftar isi
Sejarah pengembangan
Pengembangan dimulai pada 1988 dibawah program KTX untuk Angkatan Udara Korsel. Pesawat ini adalah pesawat pertama dikelasnya yang dirancang menggunakan program computer CATIA. Sembilan buah prototype berhasil dibuat pada Juni 1991 dan penerbangan pertama diselenggarakan pada November 1991 untuk uji statis dan kelelahan metal (fatigue). Pada 1995 proyek ini secara resmi dinamakan 'Wongbee'atau 'Ungbi'. Pada 1998 uji terbang final dilakukan. Pada 1999 kontrak pembelian 85 pesawat dan 20 pesawat tambahan ditandatangai oleh pemerintah Korea selatan dan Korea Aerospace . Pesawat KT-1 Ungbi pertama diserahkan kepada AU Korsel pada tahun 2000 dan 85 pesawat lengkap terkirim pada tahun 2002.Varian
KT-1A
Versi awal digunakan oleh AU Korea SelatanKT-1B
Versi ekspor ke Indonesia.Pada April 2003 Korea selatan menjual pesawat KT-1B ini kepada TNI AU Indonesia. KT-1B adalah KT-1 yang dimodifikasi sehingga memungkinkan pilot untuk mempersiapkan ketrampilan menerbangkan pesawat tempur jet supersonik dan bisa dilengkapi dengan persenjataan ringan untuk pertempuran. KAI pada akhir 2003 mengirimkan tujuh peswat plus spare part ke Indonesia dan juga menyediakan pelatihan bagi pilot dan mekanik Indonesia untuk menerbangkan dan merawat pesawat ini dibawah kontrak lump-sum 60 juta dolar AS. Pada 2006 TNI AU kembali membeli 12 pesawat KT-1B.KT-1C / XKT-1
Versi ekspor ke Turki.pada Augustus 2007 ,Korea Aerospace Industries (KAI) menandatangani kontrak $500 juta untuk menyuplai 55 versi yang telah ditingkatkan kemampuannya dibanding versi dasar kepada AU Turki.KO-1
Versi Pengontrol udara garis depan (Forward Air Control) . Pada 29 mei 2003, KAI mengumumkan pengembangan varian lain dari KT-1 yaitu pesawat forward air control KO-1 . KO-1 yang merupakan versi bersenjata dari KT-1, telah menyelesaikan uji coba menembakan senapannya dan menjatuhkan bom. Pesawat ini juga bisa dipasangi peluncur roket dan tangki BBM eksternal. Perusahaan ini optimis varian ini akan terjual kebanyak negara. Saat ini KO-1 dengan senjata eksternal 14 roket 2.75 inchi dan dua tanki BBM eksternal masing-masing berkapasitas 50 galon telah dioperasikan oleh angkatan Udara Korea Selatan.Operators
Aérospatiale Puma
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Aérospatiale Puma adalah sebuah helikopter angkut/serbaguna bermesin ganda yang awalnya dibuat oleh Aérospatiale Perancis. Helikopter ini juga dikenal dengan kode nama SA 330. Varian-varian dari helikopter ini juga diproduksi , dirakit atau dilisensi oleh Atlas Aircraft Corporation dari Afrika Selatan sebagai Atlas Oryx, ICA dari Rumania dan IPTN dari Indonesia.Aérospatiale Puma Helikopter Puma Chili Tipe Helikopter serbaguna Produsen Aérospatiale
Westland Aircraft
IPTN sebagai NAS 330Terbang perdana 15 April 1965 Diperkenalkan 1968 Pengguna Royal Air Force
TNI AUTahun produksi 1968-1987 Jumlah produksi 697 Varian Atlas Oryx, IAR 330
Daftar isi
Versi IPTN
IPTN NAS 330 J: Ini adalah versi yang dirakit oleh IPTN di Indonesia dengan nama lokal NAS 330 J dan Aerospatiale menyebutnya SA 330 J. Sebanyak 11 unit telah diproduksi.
Spesifikasi
- Kru=3
- Kapasitas=16 penumpang
- Panjang (main)=59 ft 6 in
- Panjang (alt) alt=18.15 m
- Lebar (main)=49 ft 3 in
- Lebar (alt)=15.0 m
- Tinggi (main)=16 ft 10 in
- Tinggi (alt)=5.14 m
- Bobot kosong (main)=8,310 lb
- Bobot Kosong (alt)=3,770 kg
- max takeoff weight main=16,300 lb
- max takeoff weight alt=7,400 kg
- Mesin (prop)=Turboméca Turmo IVC
- tipe prop=turboshaft
- Jumlah prop=2
- power main=1,575 hp
- power alt=1,175 kW
- Kec.maks (main)=139 knot, 177 mpj
- Kec.maks (alt)=258 km/j
- Jarak (main)=310 nm, 360 mil
- Jarak (alt)=570 km
- ceiling main=15,750 kaki
- ceiling alt=4,800 m
- climb rate main=1,810 kaki/menit
- climb rate alt=9.2 m/s
- Senjata=
- Senapan:
- Senapan mesin Coaxial 7.62 mm (0.30 in)
- Kanon Penembakan samping kaliber 20 mm (0.787 in)
- Masih banyak variasi lain
Bell 412
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bell 412 adalah sebuah helikopter serbaguna yang diproduksi oleh Bell Helicopter Textron. Helikopter ini adalah pengembangan dari model Bell 212, perbedaan utamanya terletak pada 4 bilah rotor utama komposit.Bell 412 Helikopter Bell 412SP Norwegia pada latihan NATO Strong Resolve 2000. Tipe Helikopter serbaguna Produsen Bell Helicopter Textron Diperkenalkan 1968 Pengguna Amerika Serikat
Kanada
Britania Raya
IndonesiaAcuan dasar Bell 212 Varian CH-146 Griffon
Bell 412 yang diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia dinamakan NBell 412.
Daftar isi
Varian
- Bell 412
- Bell 412EP
- Bell 412HP
- Bell 412SP
- Military 412
- CH-146 Griffon
- Bell Griffin HT1
- Bell Griffin HAR2
- Agusta-Bell AB 412
- Agusta-Bell AB 412EP
- Agusta-Bell AB 412 Grifone
- Agusta-Bell AB 412 CRESO
- NBell 412
- IPTN
Operator
Operator militer
- Aljazair
- Bahrain
- Bangladesh
- Botswana
- Kanada
- Chili
- Kolombia
- Ekuador
- El Salvador
- Gabon
- Ghana
- Guyana
- Jamaika
- Honduras
- Indonesia
- Iran
- Italia
- Lesotho
- Meksiko
- Belanda
- Nigeria
- Norwegia
- Pakistan
- Panama
- Peru
- Filipina
- Polandia
- Arab Saudi
- Slovenia
- Korea Selatan
- Sri Lanka
- Swedia
- Thailand
- Turki
- Uganda
- Uni Emirat Arab
- Britania Raya
- Venezuela
- Zimbabwe
Operator sipil dan pemerintah
- Australia
- Brasil
- Kolombia
- Siprus
- Republik Ceko
- Finlandia
- Kepulauan Faroe
- India
- Iran
- Jepang
- Slovenia
- Trinidad dan Tobago
- Amerika Serikat
Spesifikasi (412EP)
Karakteristik umum
- Kru: 1-2 pilots
- Kapasitas: up to 13 passengers, maximum external load of 4,500 lb (2,040 kg)
- Panjang: 41 ft 9 in
- Diameter baling-baling: 46 ft
- Tinggi: 15 ft
- Luas piringan: 1,662 ft²
- Bobot kosong: 6,789 lb
- Bobot maksimum lepas landas: 11,900 lb
- Mesin: 2× turboshafts Pratt & Whitney Canada PT6T-3BE Twin-Pac
Kinerja
- Laju maksimum: 140 knots (161 mph, 259 km/h)
- Laju jelajah: 122 knots (140 mph, 226 km/h)
- Jarak jangkau: 402 nmi
- Batas tertinggi servis: 20,000 ft
- Laju panjat: 1,350 ft/min
- Power/massa: 0.2663 hp/lb (437 W/kg)
Bell 204/205
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bell 204 / 205 | |
---|---|
Bell 205 milik Kern County Fire Department berangkat dari Bandar Udara & Pelabuhan Luar Angkasa Mojave | |
Jenis | Multipurpose utility helicopter |
Pembuat | Bell Helicopter Textron |
Penerbangan perdana | October 22, 1956 |
Diperkenalkan | 1959 |
Status | Production completed |
Dibuat | 1956-1980s |
Dikembangkan dari | UH-1 Iroquois |
Varian | Bell 212 Bell 214 Panha Shabaviz 2-75 |
Spesifikasi
Sifat umum
- Kru: 1-2
- Kapasitas: 1.360 kg termasuk lebih dari 8-9 penumpang, atau kargo setara
- Panjang: 41 kaki 8 in (12,69 m)
- Diameter baling-baling: 48 ft 0 in (14,63 m)
- Tinggi: 14 kaki 7 in (4,5 m)
- Daerah cakera: 1.808 ft² (168 m²)
- Berat kosong: 4,600 lb (2.085 kg)
- Berat lepas landas maksimum: 4.310 kg
- Pembangkit listrik: 1× Lycoming T53-L-11A turboshaft, 1.100 shp (820 kW)
Pekerjaan
- Tak pernah melampaui kecepatan: knot (mph, km/jam)
- Kecepatan maksimum: 120 knot (135 mph, 220 km/jam)
- Kecepatan jelajah: 111 knot (125 mph, 205 km/jam)
- Kecepatan mandek: knot (mph, km/jam)
- Kisaran: 300 nm (mi, 533 km)
- Batas tertinggi dinas 19.390 ft (5.910 m)
- Tinggi pendakian: 1.755 kaki/menit (8,9 m/s)
Eurocopter Super Puma
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
AS332 Super Puma | |
---|---|
Tipe | Helicopter |
Produsen | Aérospatiale Eurocopter |
Pengguna | CHC Helicopter |
Sejumlah varians militer terspesialisasi sudah digunakan, termasuk versi SAR dan ASW. Sejak tahun 1990, Super Puma militer telah dipasarkan sebagai Cougar.
Daftar isi |
Operator
Sipil
- Australia
- Azerbaijan
- Brasil
- Jerman
- Finlandia
- Norwegia
- Republik Rakyat Cina
- Kanada
- Hong Kong
- Islandia
- Jepang
- Malaysia
- Puerto Rico
- Maroko
- United Kingdom
Militer
- Argentina
- Brasil
- Chili
- Republik Rakyat Cina
- Ekuador
- Yunani
- Islandia
- Indonesia
- Kuwait
- Meksiko
- Nepal
- Nigeria
- Oman
- Panama
- Arab Saudi
- Singapura
- Spanyol
- Swiss
- Swedia
- Thailand
- Venezuela
- Vietnam
Fakta
- Kru: 1–2
- Penumpang: 18–24
- Panjang: 16,29 m
- Diameter baling-baling: 15,6 m
- Berat: 4 460 kg
- Bobot lepas landas maksimum: 8 600 kg
- Motor: 2× Turboméca Makila 1A1 motor turbin, 1 357 kW
- Kecepatan maksimum: 278 km/jam
- Kisaran: 831 km
- Ketinggian terbang: Lebih dari 7 200 m (19 750 kaki)
NBO 105
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bo 105 | |
---|---|
Tipe | Helkopter ringan serbaguna bermesin ganda |
Produsen | Bölkow |
Status | Sudah tidak diproduksi di Jerman tetapi masih di PT DI |
Pengguna | Jerman Indonesia sebagai NBo 105 produksi PT DI |
Varian | Eurocopter EC 135 |
Daftar isi |
NBO-105 produksi PT Dirgantara Indonesia
NBO-105: diprodusi oleh IPTN (sekarang PT DI) di bawah lisensi dari MBB (sekarang Eurocopter) semenjak 1976; total ada 123 heli jenis ini yang diproduksi di Bandung [1]dan digunakan untuk keperluan dalam negeri dan ekspor (salah satunya ke Yordania) . Varian yg diproduksi oleh IPTN adalah NBO-105 CB, NBO-105 CBS (versi yang diperpanjang mulai produksi ke 101 dan seterusnya) dan NBO 105S (versi diperpanjang juga). Dari keseluruhan pesawat , hanya rotor dan transmisi yg disuply oleh jermanOperator Militer
Varian Militer meliputi versi transpor ringan , versi intai , versi anti tank dan digunakan oleh :NATO:Jerman, Belanda, Spanyol
Non-NATO: Albania, Bahrain, Brunei, Chili, Kolombia, Indonesia, Irak, Yordania, Kenya, Lesotho, Meksiko, Nigeria, Papua New Guinea, Peru, Filipina, Sierra Leone, Korea Selatan, Swedia, Trinidad dan Tobago dan Uni Emirat Arab.
Operator Non-militer
- Coast Guard Kanada
- Polisi Afrika Selatan
- Polisi Republik Indonesia (POLRI)
- Departemen Kehutanan Indonesia
- PT. ATS (AIR Transport Services)
- Pelita Air Service
Spesifikasi
- Kru= 1 atau 2 pilot
- Kapasitas= 4
- Panjang= 11.86 m
- Lebar= 9.84 m
- Tinggi= 3.00 m
- Bobot kosong= 1,301 kg
- Beban Muatan = 1,199 kg
- Berat maksimum lepas landas (MTOW)= 2,500 kg
- Mesin (prop)= Allison 250-C20B
- Tipe prop= turboshaft engines
- Jumlah prop= 2
- Power= 298 kW
- Power pada ketinggian= 400 shp
- Kec.maks = 242 km/j
- Kec maks pada ketinggian= 131 knots
- Jarak= 564 km
Mil Mi-17
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mi-17 / Mi-8M | |
---|---|
Tipe | Helikopter angkut |
Produsen | Mil Moscow Helicopter Plant |
Status | Masih dioperasikan |
Pengguna | Rusia sekitar 60 negara lain |
Tahun produksi | about 12,000[1] |
Acuan dasar | Mil Mi-8 |
Daftar isi |
Pengembangan
Dikembangkan dari rangka dasar Mi-8, Mi-17 dipasangi dengan mesin TV3-117MT yang lebih besar, rotor, dan transmisi yang dikembangkan untuk Mil Mi-14, bersama dengan pengembangan badan pesawat untuk muatan lebih berat. Pilihan mesin untuk kondisi "panas dan tinggi" adalah mesin Isotov TV3-117VM berdaya 1545kW (2070 shp). Ekspor baru-baru ini ke China dan Venezuela untuk penggunaan di pegunungan tinggi dilengkapi dengan mesin baru versi VK-2500 dan kontrol FADEC.Penamaan Mi-17 adalah untuk versi ekspor; AB Rusia mengenalnya sebagai Mi-8MT.
Varian
- Mi-8AMT
- Versi sipil tak bersenjata dari Mi-17 hip-H.
- Mi-8AMT(Sh)
- versi Mi-8AMT buatan Ulan-Ude.
- Mi-8MT
- versi yg ditingkatkan dari Mi-8T, ditenagai oelh dua mesin Klimov TV3-117MT turboshaft bertenaga 3846-shp (2868-kW). Penamaan Rusia untuk Mi-17 hip-H.
- Mi-8MTV
- Versi untuk kondisi panas dan tinggi , kabin bertekanan , ditanagai oleh dua mesin Klimov TV3-117VM turboshaft .
- Mi-17PG
- Helikopter pengacau elektronik, mempunyai sistem pengacau H/I-band tunggal.
- Mi-17PI
- Helikopter pengacau elektronik, mempunyai sistem pengacau D-band tunggal.
- Mi-17PP
- Versi pengacau elektronik dari Mi-17 Hip-H. Penamaan Rusianya adalah Mi-8MTPB.
- Mi-17AE
- Versi SAR dan evakuasi medis yg diberikan kepada Polandia.
- Mi-17Z-2
- Versi perang elektronik Ceko.
- Mi-18
- Penamaan asli dari Mil Mi-17.
- Mi-19
- Versi komando Udara untuk komandan tank dan infantri bermotor (berdasar pada airframe Mi-8MT/Mi-17 ).
- Mi-19R
- Versi komando Udara mirip dengan Mi-19 untuk komandan artileri roket (berdasar pada airframe Mi-8MT/Mi-17 ).
- Mi-171
- Dilengkapi dengan mesin turboshaft yang lebih kuat.
- Mi-172
- Versi Ekspor dari Mi-8MTV-3.
Operator
- Afganistan
- Aljazair
- Angola
- Armenia
- Azerbaijan
- Bangladesh
- Belarus
- Bulgaria
- Burkina Faso
- Kamboja
- Republik Rakyat Cina
- Kolombia
- Kroasia
- Kuba
- Republik Ceko
- Ekuador
- Mesir
- Eritrea
- Ethiopia
- Georgia
- Hongaria
- India
- Indonesia
- Irak
- Iran
- Kazakhstan
- Kenya
- Kirgizstan
- Laos
- Latvia
- Lituania
- Republik Makedonia
- Malaysia: (Fire and Rescue version)[1]
- Meksiko
- Federal Preventive Police
- Angkatan Laut Meksiko
- Angkatan Udara Meksiko
- Mongolia
- Myanmar
- Nepal
- Nikaragua
- Korea Utara
- Pakistan
- Papua Nugini
- Peru
- Polandia
- Rumania
- Rusia
- Rwanda: (Mi-17MD)
- Arab Saudi
- Serbia
- Sierra Leone
- Slowakia
- Sri Lanka
- Suriah
- Tajikistan
- Turki: 18 unit bertugas di Kepolisian Turki
- Turkmenistan
- Uganda
- Ukraina
- Uzbekistan
- Venezuela
- Vietnam
Similarly, the discussion about the article Kekuatan Udara Garuda !, Hopefully with such a short review on the post Kekuatan Udara Garuda ! this, You've really find information about what is needed now. If you feel bermanfaatt with their reviews here, do not forget to distribute to the people closest to you, the info service facility Share Share Facebook and Twitter are available on this site.
This time you're reading an article with the title Kekuatan Udara Garuda ! with a url link address https://xivanpost.blogspot.com/2013/02/kekuatan-udara-garuda.html thanks for reading and do not forget to read the other reviews as well.